16.10.2025
Waktu membaca: 3 menit

PSSI Akhiri Kerja Sama dengan Patrick Kluivert

PSSI Akhiri Kerja Sama dengan Patrick Kluivert

Perjalanan Patrick Kluivert bersama Timnas Indonesia resmi berakhir. Pada Kamis (16/10/2025), PSSI mengumumkan pemutusan kerja sama dengan pelatih asal Belanda itusebuah keputusan besar yang menutup era singkat penuh harapan, emosi, dan pelajaran berharga bagi sepak bola nasional (CNBC Indonesia, 16/10).

Akhir yang Tak Sesuai Harapan

Kluivert datang dengan reputasi besar dan membawa semangat baru. Publik menyambutnya dengan optimisme: mantan bintang Barcelona yang dipercaya bisa membawa Garuda terbang lebih tinggi. Namun, sembilan bulan kemudian, mimpi itu harus berhenti di tengah jalan. Kegagalan menembus putaran final Piala Dunia 2026 menjadi titik baliksebuah target besar yang tak berhasil diwujudkan meski sempat ada sinyal positif di awal fase kualifikasi (Bola.com, 16/10). Kekalahan dari Arab Saudi dan Irak jadi luka yang sulit dilupakan. Tapi di balik hasil, ada semangat, kerja keras, dan upaya membangun fondasi permainan modern yang mulai terlihat, meski belum utuh.

Pemutusan Kerjasama dari Kedua Belah Pihak

PSSI menegaskan keputusan ini bukan hasil tekanan semata, melainkan kesepakatan bersama. “Penghentian kerja sama ini dilakukan dasar persetujuan kedua pihak,” tulis pernyataan resmi federasi (Bola.com, 16/10). Erick Thohir, dalam pernyataan resminya, tetap memberi apresiasi kepada Kluivert dan stafnya. Menurutnya, meski gagal di hasil akhir, Kluivert telah memberi warna baru dalam perjalanan tim nasionalkhususnya dalam hal mental bertanding dan kedisiplinan.

Bagi sebagian fans, pemecatan ini mungkin terasa seperti mundur satu langkah. Tapi banyak juga yang melihatnya sebagai momen introspeksi. Di Kluivert, Indonesia memang belum mencetak sejarah di papan skor, tapi sudah mulai belajar menghadapi lawan besar tanpa rasa takut. 

Total Pesangon KLUIVERT & Denda Pemutusan Klausan

Pesangon yang harus dibayarkan PSSI kepada Patrick Kluivert setelah pemutusan kontrak diperkirakan mencapai kisaran Rp33 miliar hingga Rp39 miliar, tergantung nilai kontrak dan sisa masa kerja yang belum dijalani (Suara.com, 13/10). Estimasi ini diperoleh berdasarkan prediksi gaji bulanan Kluivert sekitar Rp1,3–Rp1,5 miliar dengan sisa kontrak sekitar 14–15 bulan sampai 2027 (Bola.com, 13/10; tvOnenews.com, 13/10).

Beberapa laporan lain juga mengemukakan angka pesangon yang mirip, yakni di Rp30 miliar, mengingat keputusan pemutusan kontrak dilakukan sebelum habis masa kerja (Okezone, 13/10). Kompensasi ini belum termasuk kemungkinan penalti atau klausul performa tambahan yang mungkin negosiasinya berlangsung secara internal antara PSSI dan pihak Kluivert (Kalteng.tribunnews.com, 14/10). Total pesangon Patrick Kluivert yang harus dibayarkan PSSI jika menggunakan nominal gaji Rp1,3 miliar per bulan dan sisa kontrak 14 bulan adalah Rp18,200,000,000 (Rp18,2 miliar) untuk keseluruhan sisa masa kerja yang belum dijalani hingga 2027.

​​Pergantian Haluan dan Harapan Baru

Kini, PSSI dihadapkan pada pertanyaan besar: siapa sosok berikutnya yang akan memimpin Garuda? Belum ada nama resmi, tapi bursa mulai ramai dengan rumor pelatih lokal dan asing. Yang pasti, Erick Thohir menegaskan proses seleksi akan dilakukan terbuka dan profesional, dengan fokus pada pengalaman dan kemampuan membangun tim muda (CNBC Indonesia, 16/10).

Ke depan, target federasi cukup jelas Piala Asia 2027 dan masuk ke 100 besar dunia. Tapi lebih dari itu, publik berharap: siapapun pelatihnya nanti, jangan biarkan semangat Garuda padam di tengah jalan. Patrick Kluivert datang bukan hanya sebagai pelatih, tapi juga sebagai simbol harapan baru. Ia mungkin tak membawa Indonesia ke Amerika (Piala Dunia 2026), tapi meninggalkan warisan penting: cara berpikir baru, dan keberanian untuk bermimpi besar.

Sepak bola, pada akhirnya, selalu tentang perjalanan bukan hanya hasil akhir. Dan bagi Garuda, perjalanan ini masih jauh dari kata selesai.

Baca juga – Deretan Calon Pelatih Favorit Netizen untuk Timnas Indonesia Pasca Kluivert