13.10.2025
Waktu membaca: 2 menit

PBSI Evaluasi Performa Tim Junior Indonesia Usai Runner-Up Piala Suhandinata

PBSI Evaluasi Performa Tim Junior Indonesia Usai Runner-Up Piala Suhandinata

Tim junior bulu tangkis Indonesia menutup kiprahnya di Piala Suhandinata 2025 sebagai runner-up, setelah kalah 0-2 (30-45, 44-45) dari China pada laga final yang digelar di National Centre of Excellence, Guwahati, Assam, India, Sabtu lalu.

Meski hasil ini di ekspektasi sebagai juara bertahan, Eng Hian, Kepala Divisi Pembinaan dan Prestasi PBSI, menilai perjuangan tim tetap patut diapresiasi namun memerlukan evaluasi lebih lanjut, dikutip dari Antaranews.

“Hasil runner-up tidak buruk, tapi bukan yang terbaik. Sebagai juara bertahan, tentu kami ingin mempertahankan gelar, tapi ini menjadi pelajaran untuk ke depan,” ujar Eng Hian, dikutip dari Antaranews.

Distribusi kekuatan antar sektor jadi fokus

Eng Hian menekankan bahwa tantangan utama adalah meratakan kekuatan di semua sektor, sehingga tim tidak bergantung hanya pada satu atau dua pemain unggulan.

“PR kami adalah bagaimana menciptakan keseimbangan di semua nomor. Hal ini terlihat dari Kejuaraan Junior Asia dan Kejuaraan Junior Dunia. Dengan sistem poin reli yang singkat, defisit 5–6 poin sulit dikejar jika hanya mengandalkan pemain kuat di satu atau dua nomor,” jelasnya.

Evaluasi ini akan menjadi acuan strategi tim di masa mendatang, terutama di ajang beregu internasional di mana kedalaman tim menjadi penentu keberhasilan.

Apresiasi dan dorongan bagi atlet muda

Meski gagal mempertahankan gelar, Eng Hian memberikan apresiasi dan motivasi kepada para atlet muda, sekaligus mendorong mereka untuk fokus pada kompetisi individu yang akan berlangsung pada 13–19 Oktober 2025.

“Saya berterima kasih kepada anak-anak yang telah berjuang keras. Jangan berlarut dalam kesedihan karena masih ada nomor individu. Mari fokus kembali dan persiapkan diri untuk tampil maksimal,” ujarnya.

Kapten tim, Moh Zaki Ubaidillah (Ubed), menyampaikan permintaan maaf karena belum bisa meraih hasil terbaik, namun berjanji tampil maksimal di nomor individu.

“ nama tim, saya mohon maaf karena belum mendapatkan hasil terbaik. Terima kasih doa dan dukungannya, yang membuat kami berjuang hingga final. Masih ada nomor individu, dan kami akan berjuang lagi,” kata Ubed.

Poin penting dan langkah ke depan

  • Indonesia kalah 0-2 dari China di final dengan skor 30-45 dan 44-45.
  • PBSI menekankan pentingnya meratakan kekuatan di semua nomor agar tim lebih kompetitif.
  • Fokus tim sekarang beralih ke kompetisi individu, kesempatan berikutnya untuk menampilkan performa terbaik.

Hasil evaluasi PBSI pasca-Piala Suhandinata akan menjadi pedoman untuk meningkatkan kedalaman tim, fokus latihan, dan strategi turnamen internasional agar generasi junior Indonesia tetap kompetitif di kancah dunia.