28.11.2025
Waktu membaca: 5 menit

Netizen Janji tagih Nazar Gooners marathon Sabang ke Merauke Bila Arsenal Menang!!

Netizen Janji tagih Nazar Gooners marathon Sabang ke Merauke Bila Arsenal Menang!!

Arsenal menutup pekan Liga Champions dengan kemenangan bersejarah 3–1 Bayern München di Emirates Stadium, hasil yang bukan hanya mengakhiri puasa kemenangan The Gunners Bayern selama satu dekade, tapi juga memantapkan mereka di puncak klasemen league phase dengan rekor sempurna lima kemenangan dari lima laga.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Folksyfootball (@folksy_football)

Arsenal unggul lebih dulu lewat sundulan Jurrien Timber pada menit ke-22. Bayern sempat menyamakan kedudukan melalui talenta 17 tahun Lennart Karl sebelum turun minum. Di babak kedua, kedalaman skuad Arsenal jadi pembeda: Noni Madueke yang baru pulih cedera masuk sebagai pemain pengganti dan mencetak gol pertamanya untuk klub pada menit ke-69, disusul penyelesaian klinis Gabriel Martinelli pada menit ke-77 yang mengunci skor 3–1.

Kemenangan ini memutus laju 18 laga tak terkalahkan Bayern di semua kompetisi dan menegaskan status Arsenal sebagai salah satu tim paling on-fire di Eropa musim ini. Di lini tengah, Declan Rice kembali menuai pujian berkat penampilan dominan yang membuat fans bercanda bahwa West Ham layak diberi “tambahan £105 juta” jasanya.

Secara emosional, duel ini juga terasa sebagai “pelunasan” kecil bagi Gooners. Musim lalu, perjalanan Arsenal di Liga Champions terhenti di tangan Bayern pada perempat final 2023/24, ketika gol tunggal Joshua Kimmich di Munich mengunci agregat 3–2 untuk wakil Jerman. Kini, di hadapan publik London, giliran Arsenal yang membuat Bayern pulang dengan kepala tertunduk.

Di tengah euforia itu, warganet Indonesia langsung teringat satu hal: nazar seorang Gooners yang sempat menulis di media sosial bahwa ia rela “marathon dari Sabang sampai Merauke kalau Arsenal bisa menang lawan Bayern”.

Netizen: “Catet, Nazar Bukan Status Lucu doang”

Meski unggahan asli soal nazar tersebut tidak muncul di media arus utama, tangkapan layar dan cerita versi forward sudah beredar di berbagai grup dan linimasa. Dalam unggahan itu, sang Gooners bercanda bahwa ia yakin Bayern terlalu kuat, sehingga nazar ekstrem itu terasa “aman” untuk diucapkan.

Namun, begitu peluit akhir berbunyi dan skor 3–1 untuk Arsenal resmi tercatat, respons netizen langsung berubah arah. Kolom komentar di berbagai akun bola dipenuhi kalimat senada:

  • Admin, tolong cari yang nazar Sabang–Merauke itu, kita tagih rame-rame!

  • “Jangan cuma jago ngetik, bang. Sepatu lari disiapin ya.”

  • “Netizen Indonesia: save tweet mode ON.”

Muncul juga candaan bahwa warganet siap membuka “Posko Pantau Nazar Gooners”, lengkap dengan ide tagar khusus untuk mengingatkan janji tersebut. Walau nuansanya tetap santai dan menghibur, sebagian netizen mengingatkan, nazar jangan sembarangan, apalagi kalau sudah disaksikan banyak orang di dunia maya.

Nazar di Kolom Komentar IG: “Kalau Arsenal Menang, Gue Sabang–Merauke”

Di tengah panasnya duel tersebut, lini masa pecinta bola Indonesia diramaikan oleh satu thread di Instagram, tepatnya di kolom komentar akun @musafirgenz. Pemilik nama asli Siating, yang dikenal sebagai sosok pecinta perjalanan jarak jauh, ikut nimbrung dalam obrolan seputar laga Arsenal vs Bayern.

Dalam salah satu komentar, seorang Gooners—yang dikaitkan dengan akun @musafirgenz melontarkan nazar bernada bercanda: kalau Arsenal menang lawan Bayern, ia siap jalan atau marathon dari Sabang sampai Merauke. Di momen itu, banyak yang menganggap Bayern terlalu kuat, sehingga nazar tersebut terdengar lebih seperti guyonan “aman” yang mustahil terjadi.

Semua berubah ketika wasit meniup peluit panjang dan skor 3–1 buat Arsenal resmi tercatat. Tak butuh waktu lama, kolom komentar di unggahan @musafirgenz langsung dipenuhi balasan:

  • “Bang, jangan pura-pura nggak on ya. Sepatu lari udah siap belum?”
  • “Netizen saksi hidup, jangan kabur dari Sabang ke grup sebelah.”
  • “Nazar dibaca malaikat, bukan cuma follower, bang.”

Walau nuansanya kocak, nada komentar jelas: netizen ingat, dan mereka janji bakal menagih.

Netizen Jadi “Panitia Penagih Nazar”

Fenomena ini lalu melebar ke akun-akun bola dan forum daring lainnya. Tangkapan layar komentar di IG @musafirgenz mulai berseliweran, disertai caption yang intinya sama: “tolong jangan lupa, ada nazar Sabang–Merauke yang harus dipantau.”

Beberapa warganet bahkan berseloroh hendak membuat:

( Respond Netizen Nazar @musafirgenz)

Di era ketika tangkapan layar bisa bertahan selamanya, candaan di kolom komentar Instagram pun bisa berubah menjadi “kontrak sosial” versi netizen. Begitu Arsenal benar-benar menang, publik menganggap wajar jika nazar itu diangkat lagi ke permukaan setidaknya sebagai bahan bercanda bersama.

Namun di luar itu, ada lapisan lain: linimasa media sosial di Indonesia tempat fans bercanda, berdebat, bahkan berani bersumpah soal kaki yang rela melangkah sejauh Sabang–Merauke demi klub pujaan.

Siating melalui akun @musafirgenz menghadirkan sosok nyata yang cocok dengan candaan tersebut: seorang pejalan yang memang sedang (atau akan) menyiapkan proyek perjalanan ekstrem lintas Nusantara. Ketika Arsenal menumbangkan Bayern 3–1, narasi itu seakan menemukan momennya—sepak bola Eropa dan mimpi keliling Indonesia bertemu dalam satu diskusi yang sama.

Pada akhirnya, baik di rumput hijau Emirates Stadium maupun di garis imajiner antara Sabang dan Merauke, benang merahnya mirip: keberanian untuk melangkah jauh. Arsenal mengambil langkah besar dengan mengalahkan Bayern dan menguasai Liga Champions musim ini; sementara di sisi lain, generasi muda seperti Musafirgenz sedang bersiap membuktikan bahwa kata-kata di thread Instagram suatu hari bisa berubah menjadi jejak kaki yang nyata di jalan raya Indonesia.