24.11.2025
Waktu membaca: 3 menit

Mouz Raih Trofi Pertama di Musim 2025 Tanpa Seleri

MidOne of Mouz 2025

Membawa tekad yang kuat, Mouz akhirnya mendobrak keraguan penggemarnya dan mengamankan gelar Dota 2 besar pertama mereka dalam kompetisi PGL Wallachia Season 6 setelah babak final yang seru menghadapi Team Spirit.

Kemenangan di Rumania menjadi pencapaian monumental bagi organisasi asal Jerman tersebut, mengingat ini akan menjadi dorongan moral yang berharga setelah tampil tanpa pencapaian penting dalam beberapa waktu terakhir. Sebelum ini, mereka berfokus kepada perbaikan komposisi dan struktur strategi, namun gagal secara dramatis.

Mouz mengikuti turnamen ini tanpa beban ekspektasi tinggi karena dua pemain kunci mereka, Melchior “Seleri” Hillenkamp dan Remco “Crystallis” Arets, harus diganti karena masalah kesehatan. Keyakinan para penggemarnya semakin memudar ketika mereka tahu tim tersebut mengalami kesulitan untuk mencari pengganti sepadan dalam waktu dekat saat merek memutuskan untuk mengontrak duo Daniel “Ghost” Chan (eks-Nigma Galaxy) dan Oleh “Kaori” Medvedok (eks-Navi).

Babak playoffs menjadi ujian berat. Meski Crystallis akhirnya bisa kembali ke lineup, Mouz langsung terhantam kekalahan di laga pembuka dengan skor 1-2 dari Parivision, yang menjerumuskan mereka ke Lower Bracket—hanya selangkah lagi dari eliminasi.

Namun, di titik terendah itu Mouz bangkit dan menaklukkan serangkaian tim elit secara beruntun: Heroic, OG, BetBoom Team, dan Team Liquid. Pertandingan sengit melawan BetBoom dan Team Liquid yang berlangsung hingga tiga game semakin membuktikan ketangguhan dan strategi Mouz yang tak kenal menyerah.

Grand final melawan Team Spirit adalah pertarungan dua raksasa yang penuh ketangguhan dan kedalaman strategi. Team Spirit memulai dengan memenangkan game pertama secara meyakinkan 36:24, didorong oleh performa Ilya “Yatoro” Mulyarchuk yang dominan.

Tak gentar, Mouz yang dijembatani Yeik “MidOne” Nai Zheng membalas dengan dua kemenangan beruntun lewat draft yang cerdas dan agresif. Team Spirit menyamakan kedudukan di game keempat dengan kemenangan telak 37:12, memaksa laga penentu game kelima. Di sinilah tekanan tanpa henti dan kohesi tim MOUZ berbicara. Skor akhir 32:16 mengukuhkan gelar juara mereka yang sangat pantas, menutup seri final yang diwarnai pertempuran sengit dan penguasaan strategi.

Sang kebanggaan Malaysia bangkit

Di luar pencapaian penting ini, para penggemar tentunya tidak akan melupakan performa MidOne, yang kini mencatatkan namanya sebagai salah satu pemain elit Malaysia dan Asia Tenggara yang berdiri di tengah ketatnya kompetisi Eropa.

Kemenangan tersebut menandai momen penting karena ini adalah trofi besar pertamanya dalam lebih dari enam tahun. Bersama Crystallis yang kembali setelah absen di babak grup, MidOne membuktikan namanya sebagai pilar krusial. Kontribusinya, terutama di game penentu kelima grand final, sangat gemilang.

Sinerginya dengan taktik racikan pelatih Moza “Immortal.faith” Daniel juga tak kalah penting, terutama dalam mengarungi perjalanan sulit dan menangani tekanan yang tidak terprediksi. Ia menjadi contoh solid bahwa pemain Asia Tenggara bisa bersaing dengan posisi midlane yang elit dan menjadi penentu dalam laga-laga besar.

Meski cukup disayangkan karena Seleri sebagai sosok kapten harus melewatkan momen ini, tentunya penampilan kuat MidOne dan kawan-kawan diharapkan bisa bertahan hingga mereka menghadapi kompetisi besar selanjutnya yang akan meramaikan kalender akhir tahun: Blast Slam 5 dan ESL DreamLeague Season 27.