13.11.2025
Waktu membaca: 3 menit

Marquez Kasihan Lihat Bagnaia Melempem di MotoGP 2025

Marquez Kasihan Lihat Bagnaia Melempem di MotoGP 2025

Sang juara MotoGP 2025, Marc Marquez, menunjukkan empati mendalam terhadap rekan setimnya di Ducati Lenovo, Francesco “Pecco” Bagnaia, yang mengalami musim 2025 penuh gejolak dan inkonsistensi. Dalam musim yang seharusnya menjadi pertarungan internal antara dua juara dunia tersebut, penampilan Pecco justru merosot drastis dan jauh dari ekspektasi.

Sejak awal musim, Pecco kesulitan menemukan kepastian dalam performa GP25. Ia sempat dua kali gagal finis di Misano, lalu tampil luar biasa dengan kemenangan dominan di MotoGP Jepang 2025. Namun performa impresif itu tidak bertahan lama. Di seri Indonesia dan Australia, Bagnaia kembali melempem dan kehilangan ritme balap sepenuhnya.

Kebangkitan sempat terlihat di MotoGP Malaysia 2025 ketika Pecco bersaing untuk podium. Namun insiden ban bocor menggagalkan peluang emasnya. Situasi semakin memburuk pada seri Portugal, di mana Bagnaia hanya menempati posisi kedelapan pada sprint dan kemudian terjatuh di balapan utama.

Dengan MotoGP Valencia 2025 sebagai seri terakhir, Pecco kini terancam kehilangan tempat di empat besar klasemen dan finis di posisi kelima, hasil yang sangat jauh dari standar sang juara dunia dua kali (Okezone.com, 13 November 2025).

Ducati Kesulitan Temukan Solusi

Dalam usaha memperbaiki performa, Bagnaia bersama Ducati terus melakukan berbagai perubahan teknis sepanjang musim. Manajer tim, Davide Tardozzi, bahkan menegaskan bahwa mereka telah mencoba semua opsi yang memungkinkan agar Bagnaia kembali kompetitif. Namun, hingga menjelang akhir musim, solusi permanen belum juga ditemukan.

Inkonsistensi pembalap nomor 63 itu dinilai berasal dari hilangnya rasa percaya diri pada bagian depan motornya, sesuatu yang sangat krusial bagi gaya balapnya. Berbagai eksperimen setup pun tidak memberikan hasil yang konsisten. Situasi ini membuat Ducati berada dalam posisi sulit—mereka harus menemukan cara untuk mengembalikan performa salah satu pembalap paling penting dalam proyek jangka panjang tim.

Marquez Tersiksa Melihat Rekan Setimnya Terpuruk

Berbicara dalam konferensi pers Estrella Galicia, Marc Marquez mengaku merasa sedih melihat perjuangan rekannya tersebut. Meski tampil impresif dan meraih gelar dunia pertamanya bersama Ducati, Marquez tidak mampu menutupi rasa simpatinya terhadap Bagnaia yang selama ini menjadi salah satu pilar utama tim.

“Sakit melihatnya (Bagnaia terpuruk) seperti ini. Pecco telah mengalami rollercoaster total tahun ini, yang menurut saya bahkan ia sendiri tidak bisa menjelaskannya, perbedaan perasaannya. Hal terbaik yang bisa terjadi padanya adalah tibanya musim dingin, dan dia bisa reset total,” ujar Marquez, dikutip dari Crash (Okezone.com, 13 November 2025).

Marquez menilai libur musim dingin akan menjadi momentum penting bagi Bagnaia untuk melakukan reset mental dan teknis. Ia percaya jika Bagnaia bisa memulai dari nol pada persiapan MotoGP 2026, maka performanya akan kembali seperti era kejayaannya.

Keyakinan Marquez untuk Kebangkitan Bagnaia

Terkait potensi kebangkitan rekan setimnya tersebut, Marquez tidak ragu menyatakan bahwa Pecco masih memiliki kualitas sebagai salah satu pembalap terbaik di grid. Penampilan dominan Bagnaia di Motegi menjadi pengingat bahwa ia belum kehilangan kemampuan terbaiknya.

“Dia belum lupa cara mengendarai motor. Kita melihatnya di Motegi. Itu akan menjadi hal terbaik untuk proyek Ducati,” tutup Marquez (Okezone.com, 13 November 2025).

Dengan dukungan internal dari tim serta keyakinan penuh dari Marc Marquez, MotoGP 2026 bisa menjadi tahun kebangkitan Francesco Bagnaia. Namun untuk saat ini, musim 2025 menjadi refleksi pahit yang harus diterima sang mantan juara dunia.