30.11.2025
Waktu membaca: 5 menit

Manchester United vs Crystal Palace 2-1 : Comeback Masuk Ranking 10 Besar

Manchester United vs Crystal Palace 2-1 : Comeback Masuk Ranking 10 Besar

Manchester United berhasil mencuri tiga poin krusial di markas Crystal Palace setelah menang dramatis 2-1 di Selhurst Park, Minggu (30/11/2025) malam WIB. Tertinggal lebih dulu lewat penalti Jean-Philippe Mateta, Setan Merah membalikkan keadaan lewat gol Joshua Zirkzee dan tendangan bebas Mason Mount di babak kedua.

Tiga Poin Krusial Manchester United dari Ruben Amorim

(Manchester United Naik ke Peringkat 6 setelah mengalahkan Crystal Palace)

Buat Ruben Amorim, ini bukan sekadar tiga poin biasa. Sebelumnya, United dua kali dibuat menderita oleh Palace: kekalahan 0-2 di Old Trafford musim ini dan tren negatif melawan tim asuhan Oliver Glasner yang beberapa kali bikin United kesulitan. Kemenangan di London ini jadi jawaban penting setelah sorotan tajam terhadap performa United dan sang pelatih dalam beberapa pekan terakhir.

Dari sisi Palace, laga ini sebenarnya berjalan sesuai skenario di babak pertama. Tuan rumah tampil agresif, menekan tinggi, dan berkali-kali menguji lini belakang United. Adam Wharton jadi kunci di lini tengah dengan umpan-umpan progresifnya, termasuk bola terobosan yang berujung penalti ketika Mateta dijatuhkan di kotak terlarang. Wasit menunjuk titik putih, dan drama besar pun dimulai.

Eksekusi pertama Mateta sempat sukses menaklukkan kiper United Senne Lammens, tetapi VAR kemudian menemukan adanya “double touch”: bola lebih dulu mengenai kaki tumpu sang penyerang sebelum meluncur ke gawang. Di masa lalu, pelanggaran seperti ini biasanya berujung gol dianulir dan tendangan bebas tidak langsung untuk tim bertahan. Namun kali ini berbeda gol dianulir, tapi penalti justru diulang sesuai aturan baru.

Aturan anyar dari IFAB tersebut lahir setelah kasus serupa menimpa Julian Alvarez di Liga Champions, yang sempat memicu perdebatan besar soal keadilan hukuman “double touch” yang tidak disengaja. Kini, jika sentuhan ganda dianggap tidak sengaja dan bola masuk, keputusan yang diambil adalah mengulang penalti, bukan langsung memberi keuntungan ke tim bertahan. Tepat seperti yang dialami Mateta malam ini di Selhurst Park.

Kesempatan kedua dipakai Mateta dengan dingin. Penyerang Prancis itu kembali maju sebagai eksekutor dan sukses membawa Palace unggul 1-0. Gol tersebut memperpanjang catatan impresifnya: sejak diasuh Oliver Glasner, Mateta sudah mengoleksi lebih dari 30 gol di Premier League, hanya kalah produktif dari nama-nama top seperti Erling Haaland dan Mohamed Salah dalam periode yang sama. Tak heran ia jadi tumpuan utama Palace di lini depan.

Manchester United sendiri tampil mengecewakan di babak pertama. Serangan mereka mudah dipatahkan, lini tengah kalah agresif, dan Lammens justru lebih sibuk ketimbang Dean Henderson di sisi seberang. Mason Mount sempat mencoba mengatur tempo dari lini tengah, tapi komposisi dan jarak antarlini United membuat mereka sulit keluar dari tekanan Palace hingga turun minum dengan keadaan tertinggal.

Semua berubah setelah jeda. Amorim menginstruksikan timnya bermain lebih direct dan berani menekan lebih tinggi. Hasilnya terlihat lewat gol penyama kedudukan di menit ke-54, ketika Joshua Zirkzee menuntaskan serangan United dengan penyelesaian klinis dari sudut sempit. Gol ini terasa spesial, mengingat penyerang muda tersebut sempat menuai kritik soal konsistensi dan efektivitasnya di laga-laga besar.

Gol Penyama Zirkzee Ubah Momentum Pertandingan Manchester United

@rko.wrestling zirkzee goal today 💀 #manchesterunited #viral ♬ Angelo.swole – CREATOR.MP3🎧

Zirkzee memanfaatkan momen kecil: sedikit ruang di kotak penalti, kontrol pertama yang rapi, lalu penyelesaian yang sulit dijangkau Henderson. Gol itu mengubah momentum pertandingan—United yang sebelumnya tertekan mulai percaya diri, sementara Palace tampak sedikit goyah setelah keunggulan yang mereka jaga sejak babak pertama mendadak lenyap. Dari sinilah babak baru drama di Selhurst Park dimulai.

Sekitar sepuluh menit kemudian, Mason Mount tampil sebagai pahlawan berikutnya. Manchester United mendapatkan tendangan bebas di depan kotak penalti Palace. Mount, yang dikenal punya teknik bola mati mumpuni, melepaskan sepakan terukur yang menembus pagar hidup Palace yang runtuh berantakan dan membuat Henderson mati langkah. Bola meluncur deras ke pojok dan mengubah skor menjadi 2-1 untuk United.

Setelah unggul, Amorim mengubah pendekatan menjadi lebih pragmatis. Ia memasukkan Lisandro Martínez yang baru kembali dari cedera untuk memperkuat lini belakang, serta Patrick Dorgu guna menambah energi di sisi sayap saat harus bertahan dalam blok rendah. Palace merespons dengan menurunkan beberapa pemain ofensif, namun tembok pertahanan United kali ini cukup rapat untuk menahan gelombang serangan di menit-menit akhir.

Bagi Glasner, hasil ini tentu menyesakkan. Palace bukan hanya kehilangan poin di depan publik sendiri, tetapi juga melewatkan kesempatan memperpanjang “kutukan” mereka terhadap United, yang sempat mereka kalahkan di Old Trafford dan bahkan melakukan “double” di musim sebelumnya. Dalam beberapa pertemuan terakhir, Palace menjelma jadi lawan yang sangat merepotkan bagi Setan Merah, sebelum akhirnya tren itu dipatahkan malam ini.

Secara cerita besar musim, kemenangan di London ini terasa seperti vitamin moral bagi skuad Amorim. United sebelumnya mendapat sorotan tajam setelah kembali tumbang dari Palace di Old Trafford dan gagal konsisten di Liga. Kini, comeback di Selhurst Park setidaknya menghidupkan lagi kepercayaan diri tim dalam persaingan papan dan perburuan tiket kompetisi Eropa.

Di sisi lain, Palace perlu segera menemukan kembali stabilitas mereka, terutama setelah jadwal padat dan beban tampil di kompetisi Eropa yang kerap menguras energi. Performa mereka sebenarnya tidak buruk secara permainan—struktur pressing berjalan, kreativitas dari lini tengah cukup hidup—tetapi detail kecil seperti eksekusi akhir dan konsentrasi saat bola mati kembali jadi pembeda di level tertinggi.

Akhirnya, duel ini akan dikenang bukan hanya sebagai comeback penting Manchester United, tetapi juga sebagai salah satu contoh nyata bagaimana perubahan regulasi bisa mengubah wajah pertandingan. Tanpa aturan baru soal “double touch”, Palace mungkin tak pernah unggul lebih dulu. Namun pada akhirnya, justru United yang tersenyum paling lebar berkat gol Zirkzee dan sepakan bebas brilian Mount. Sebuah malam penuh drama di London selatan, dengan cerita yang lengkap: teknologi, aturan baru, dan comeback ala klub raksasa.