02.10.2025
Waktu membaca: 3 menit

Leeds United: Gudmundsson Bandingkan Premier League dengan Ligue 1

Leeds United: Gudmundsson Bandingkan Premier League dengan Ligue 1

Gabriel Gudmundsson langsung jadi sorotan sejak merapat ke Leeds United musim panas lalu. Datang dari Lille, bek kiri asal Swedia itu ternyata tak gentar menghadapi kerasnya atmosfer Premier League. Menurutnya, pengalaman bermain di Ligue 1 sudah cukup untuk membentuk mental dan fisiknya menghadapi sepak bola Inggris (BBC Radio Leeds, 30/09).

Empat Tahun di Prancis Jadi Bekal Emas di Leeds United

Gudmundsson didatangkan Leeds pada Juli dengan status rekrutan penting untuk memperkuat sektor pertahanan. Tak butuh waktu lama, pemain 26 tahun itu langsung dipercaya tampil di enam laga awal Premier League musim ini.

Bagi Gudmundsson, Ligue 1 adalah “sekolah” yang menempanya sebelum mencicipi ketatnya liga terbesar di dunia.

“Anda banyak membaca tentang Premier League, itu liga terbesar di dunia. Tapi saya punya empat tahun bagus di Prancis yang membuat saya jadi pemain seperti sekarang,” tegasnya.

Ia bahkan menyebut Ligue 1 bukan sekadar liga pengembangan, melainkan kompetisi yang sama kerasnya secara fisik dengan Premier League.

Gudmundsson mengakui ada perbedaan, tapi bukan di sisi fisik. Menurutnya, Premier League unggul dari reputasi dan kualitas bintang-bintang top dunia yang merata di setiap posisi.

“Premier League besar karena reputasinya dan kualitas para pemain. Pemain terbaik dari liga mana pun datang ke sini. Tapi secara fisik? Tidak ada perbedaan sejauh ini. Bedanya hanya spotlight di sini lebih besar,” jelasnya.

Dengan percaya diri itu, Gudmundsson berhasil membantu Leeds menjaga konsistensi permainan di awal musim.

Move On dari Gol bunuh diri melawan Fulham

Meski adaptasinya terbilang mulus, perjalanan Gudmundsson tak lepas dari drama. Saat Leeds bertandang ke Fulham, ia mencetak gol bunuh diri yang membuat timnya kalah 0-1.

“Saya tidak bisa jelaskan bagaimana sakitnya. Kami main bagus dan pantas dapat poin. Itu sangat menyakitkan. Tapi hal terbaik dalam sepak bola adalah selalu ada pertandingan berikutnya,” ucapnya.

Benar saja, Gudmundsson segera bangkit. Ia tampil fokus di laga melawan Wolverhampton, membantu Leeds meraih poin penting, dan kembali solid saat menghadapi Bournemouth.

Performa Gudmundsson jadi bagian dari start mengejutkan Leeds musim ini. Dari enam laga, mereka sudah mengoleksi poin berharga dan menunjukkan soliditas yang membuat banyak penggemar optimis.

Bek kiri asal Swedia itu kini menjadi simbol kerja keras dan mental bangkit di skuad Leeds. Pengalamannya di Prancis membuatnya tampil tanpa rasa gentar menghadapi kerasnya Premier League.

Bagi Gudmundsson, Premier League mungkin liga paling populer di dunia, tapi soal fisik ia percaya tidak kalah dengan Ligue 1. Dan setelah sempat merasakan pahitnya gol bunuh diri, kini ia menunjukkan karakter sejati dengan cepat bangkit dan jadi pilar penting di Leeds United.