17.09.2025
Waktu membaca: 3 menit

Kembali Terjegal di Final The International, Ame Sinyalkan Pensiun

Ame at The International 2025

Usai menelan hasil yang menyedihkan dalam kompetisi The International 2025 yang baru saja berakhir, bintang Xtreme Gaming, Wang “Ame” Chunyu, dilaporkan berniat keluar dari timnya dan mengakhiri karir profesional sebagai pemain Dota 2.

Seperti yang telah kita saksikan, laga final yang seru kemarin menjadi laga pertemuan dua favorit penonton, Xtreme Gaming versus Team Falcons, yang berakhir dengan skor dramatis 2-3. Hasil tersebut cukup mengejutkan bagi para penonton global karena Xtreme justru mendominasi di awal dan berpotensi menutup dengan kemenangan saat menjalani game 4.

Hasil dari pertandingan tersebut membuahkan catatan-catatan sejarah baru untuk sirkuit kompetisi TI: di satu sisi, ini menjadi pencapaian yang sangat luar biasa bagi region Timur Tengah karena Team Falcons menjadi perwakilannya yang pertama kali mengangkat Aegis. Sedangkan di sisi lainnya, ini menjadi gelar yang menyedihkan untuk Ame yang kini menjadi pemain dengan finis babak final TI terbanyak — 3 kali sepanjang karirnya — namun belum memenangkannya sama sekali.

Hasil tersebut membuatnya mendapat julukan empatik dari para penggemar di media sosial sebagai The Uncrowned King atau Raja Tanpa Mahkota. Sayangnya, meski kemampuannya mendapatkan pengakuan oleh para penonton dan sesama profesional di kompetisi itu, Ame sepertinya tak lagi termotivasi untuk mengejar titel tertinggi dalam skena esports Dota.

Mengacu pada laporan media sosial Weibo beberapa waktu ke belakang, carry berusia 28 tahun itu memang pernah mengutarakan niatnya untuk menggantung mouse dan keyboard selepas TI 2025, terlepas apapun hasilnya nanti. Dan dugaan tersebut diperkuat dengan status akun Steam-nya yang baru-baru ini mereferensikan akhir karir dari sesama profesional Cina, Xu “fy” Linsen, yang pensiun tahun lalu.

Ame belum memberikan kepastian terkait keributan yang muncul di internet sikapnya baru-baru ini. Tentunya akan menjadi tugas berat bagi Xtreme untuk mencari pengganti sepadan apabila Ame benar-benar membulatkan tekadnya untuk mengakhiri karir dalam waktu dekat.

Masih ada peluang terakhir

Kekalahan beberapa hari lalu tentunya sangat menyedihkan, mengingat Ame kembali terjegal di final dengan skor yang sama dari kompetisi sebelumnya. Pada tahun 2018 dan 2021, Ia mencatatkan kekalahan 2-3 yang masing-masing dialami saat menghadapi OG dan Team Secret di final.

Ame bukanlah satu-satunya pemain legendaris dari region Cina yang membuat para penggemarnya patah hati di TI 2025. Sebelum mereka, publik menyaksikan kekalahan mengecewakan yang dialami veteran Zhang “Faith_bian” Ruida dan Zhang “y” Yiping saat laga Team Tidebound versus Nigma Galaxy di babak playoff.

Walau demikian, sejarah keduanya bisa dibilang sedikit lebih baik karena setidaknya mereka pernah merengkuh gelar juara saat masih bersama sebagai bagian Wings Gaming dalam TI 2016. Pada akhirnya, Ame masih tertinggal selangkah dari kedua rivalnya itu dan belum layak untuk masuk ke dalam kompilasi pemain bersejarah region Asia sepenuhnya.

Namun, peluang besar masih ada untuk Ame apabila Ia masih bersabar dan mencoba di tahun selanjutnya. Salah satu alasannya adalah lokasi TI 2026 yang akan diadakan di Shanghai, Cina, yang mana akan memberikan keunggulan bagi tim-tim tuan rumah dengan suporter lokal fanatiknya.

Untuk tim sekelas Xtreme, tentunya ini akan menjadi momen berharga yang tidak boleh disia-siakan. Dan melihat kuatnya dukungan dari para penggemarnya, Ame sepertinya akan mendapatkan dorongan mental yang luar biasa dan berpotensi mengakhiri karirnya dengan spektakuler di sana, di mana gelar Aegis yang dimenangkan di Cina akan menjadi narasi yang sangat menarik untuk dicantumkan dalam sejarahnya.