19.11.2025
Waktu membaca: 5 menit

Indonesia U23 vs Mali U23: Kalah 0–3, Lalu Imbang 2–2 di Pakansari

Indonesia U23 vs Mali U23: Kalah 0–3, Lalu Imbang 2–2 di Pakansari

Timnas Indonesia U23 menutup jeda internasional November dengan dua laga uji coba penting kontra Mali U23 di Stadion Pakansari, Cibinong. Hasilnya kalah 0–3 di laga pertama, lalu imbang 2–2 di laga kedua. Dua pertandingan ini dipasang PSSI sebagai “laboratorium taktik” menuju SEA Games 2025 di Thailand. Berikut alur lengkap dan fakta dari dua pertemuan tersebut.

Laga Pertama: Indonesia U23 0–3 Mali U23 (15 November 2025)

Susunan Pemain & Konteks

Pelatih Indra Sjafri tidak main-main di uji coba perdana. Ia menurunkan banyak nama inti sejak awal:
Cahya Supriadi, Kadek Arel, Kakang Rudianto, Dony Tri Pamungkas, Ivar Jenner, Ananda Raehan, Mauro Zijlstra, dan Rafael Struick semua tampil sebagai starter dalam skema 4-3-3. (Tirto.id, 15/11)

Di depan sekitar puluhan ribu penonton Pakansari, duel Sabtu malam itu menjadi ujian pertama Garuda Muda melawan wakil Afrika dengan fisik kuat dan tempo tinggi.

Babak Pertama: Tekanan Mali, Peluang Indonesia

Kick-off baru berjalan beberapa menit, Mali langsung menunjukkan intensitas tinggi. Namun peluang pertama justru milik Indonesia melalui sepakan kaki kiri Dony Tri Pamungkas yang masih bisa diamankan kiper Mali, Bourama Koné. (Tirto.id, 15/11)

Sayangnya, fokus Indonesia goyah di situasi bola mati:

  • Menit 4–5 – Berawal dari sepak pojok, bek tengah Sekou Doucouré menang duel udara dan menyundul bola yang tak mampu dijangkau Cahya Supriadi. Mali unggul 1–0.

Garuda Muda beberapa kali membalas:

  • Sundulan Ananda Raehan memaksa Koné bekerja keras.
  • Umpan datar Dony hampir dimanfaatkan, namun kembali dipotong bek Mali.

Saat Indonesia mulai naikkan tempo, Mali justru menambah keunggulan:

  • Sekitar menit ke-30-an, Wilson Samaké melakukan solo run dari sisi kanan, menusuk ke kotak penalti dan melepaskan tembakan keras ke tiang jauh. Skor berubah 0–2 untuk Mali. (Tirto.id, 15/11)

Menjelang turun minum, sepakan keras Dony dari umpan Ivar Jenner pun masih bisa diblok Koné. Babak pertama berakhir dengan skor 0–2, tetapi Indonesia sebenarnya menciptakan beberapa peluang emas.

Babak Kedua: Dorong Serangan, Kebobolan di Akhir

Memasuki babak kedua, Indra Sjafri mendorong tim bermain lebih menyerang. Garis pertahanan naik, gelandang lebih agresif menekan. Namun, Mali tetap berbahaya lewat transisi cepat.

  • Di awal babak kedua, Samaké kembali mengancam dengan tembakan keras, tapi kali ini Cahya sukses menepis.
  • Mali juga mendapatkan peluang jarak jauh lewat Sekou Koné yang memaksa Cahya melakukan penyelamatan.

Saat laga tampak akan berakhir 0–2, konsentrasi Indonesia kembali lengah:

  • Menit 90+ – Serangan Mali dari sisi kiri berujung pada sepakan Moulaye Haïdara yang mengunci kemenangan. Skor akhir Indonesia U23 0–3 Mali U23. (Tirto.id, 15/11)

Tirto.id merangkum laga ini sebagai performa yang cukup baik dalam build-up, namun minim efektivitas dan rapuh di momen krusial, dua faktor yang jadi PR Indonesia menuju SEA Games.

Laga Kedua: Indonesia U23 2–2 Mali U23 (18 November 2025)

@bolacom Pemain Timnas Indonesia U-22, Ivar Jenner, memuji Garuda Muda sebagai tim yang sangat bagus setelah bermain 2-2 kontra Mali pada laga persahabatan, di Stadion Pakansari, Bogor, Selasa (18/11/2025). #IvarJenner #TimnasIndonesiaU22 #MaliU22 #BolacomID #blclpt ♬ suara asli – bolacom

Tiga hari berselang, Selasa (18/11/2025), kedua tim kembali bertemu di Pakansari. PSSI dan media menyebut laga ini sebagai kesempatan Indonesia untuk “membalas sekaligus mengukur respons perbaikan” setelah kekalahan telak di leg pertama. (Tirto.id, 16/11; Liga.id, 13/11)

Awal Laga: Mali Unggul Lebih Dulu

Data pertandingan dari 365Scores dan BeSoccer mencatat Mali kembali membuka skor lebih dulu melalui S. Koné di babak pertama, membuat Indonesia kembali tertinggal 0–1. (365Scores, 18/11; BeSoccer, 18/11)

Namun berbeda dengan leg pertama, kali ini Garuda Muda punya jawaban.

Kebangkitan Indonesia: Zijlstra & Struick Membalikkan Keadaan

Masih di babak pertama, Indonesia menyamakan kedudukan:

  • Sekitar menit ke-38, Mauro Zijlstra mencetak gol yang mengubah skor menjadi 1–1. (BeSoccer, 18/11)

Memasuki babak kedua, momentum berbalik ke kubu tuan rumah:

  • Di menit ke-53, giliran Rafael Struick yang mencatatkan namanya di papan skor. Golnya membuat Indonesia berbalik unggul 2–1 Mali. (365Scores, 18/11)

Pada fase ini, serangan Indonesia jauh lebih efektif: dua penyerang yang juga jadi tumpuan tim senior berhasil memanfaatkan peluang dan menunjukkan kapasitas mereka melawan lini belakang Afrika.

Penutup Laga: Mali Menyelamatkan Hasil Imbang

Keunggulan Indonesia tidak bertahan sampai akhir. Data pertandingan mencatat S. Koné kembali mencetak gol sekitar menit ke-70, mengubah kedudukan menjadi 2–2. (365Scores, 18/11; BeSoccer, 18/11)

Hingga peluit panjang berbunyi, skor Indonesia U23 2–2 Mali U23 tidak berubah. Bagi Mali, hasil ini menjaga rekor tak terkalahkan dalam dua laga di Pakansari. Bagi Indonesia, ini menjadi bukti ada progres setelah kekalahan 0–3 di pertemuan pertama. Jika dilihat sebagai satu rangkaian, dua uji coba ini memberi beberapa poin penting:

  • Catatan Skor & Produktivitas
    • Leg 1: kalah 0–3.
    • Leg 2: imbang 2–2.
    • Total, Indonesia mencetak 2 gol dan kebobolan 5 gol dalam dua pertandingan.
  • Respons Setelah Kekalahan Telak
    • Dari tidak mencetak gol sama sekali menjadi mampu unggul 2–1 sebelum disamakan.
    • Pemain depan seperti Zijlstra dan Struick menunjukkan bahwa mereka bisa produktif melawan lawan dengan intensitas tinggi, sesuatu yang sangat dibutuhkan di level Asia.
  • Masalah Defensif yang Konsisten
    • Kebobolan dari sepak pojok, transisi cepat, dan gol di menit akhir menunjukkan bahwa organisasi lini belakang dan konsentrasi masih menjadi pekerjaan rumah utama. (Tirto.id, 15/11)

  • Uji Fisik & Mental Jelang SEA Games
    • Koran Jakarta dan beberapa media menyorot bahwa pilihan lawan seperti Mali bukan semata soal hasil, melainkan menaikkan standar fisik dan tempo sebelum turun di SEA Games 2025.

Satu Kekalahan, Satu Kebangkitan, Banyak PR

Dua duel melawan Mali U23 di Pakansari bisa diringkas sebagai berikut:

  • Laga pertama: Indonesia kalah jelas 0–3, terlihat tertinggal dalam efektivitas dan penyelesaian akhir.
  • Laga kedua: Indonesia menunjukkan reaksi positif, mampu mencetak dua gol dan sempat unggul sebelum akhirnya ditahan imbang 2–2.

Untuk media dan suporter, hasil ini memberi dua sisi:

  • Ada optimisme dari cara tim bangkit di leg kedua dan munculnya gol dari Zijlstra serta Struick.
  • Ada juga kekhawatiran soal lini belakang dan konsentrasi yang masih belum stabil, terutama menghadapi lawan dengan fisik dan intensitas seperti Mali.