16.10.2025
Waktu membaca: 3 menit

SEA Games 2025 – Herry IP Bidik Emas Ganda Putra Meski Performa Malaysia Masih Inkonsisten

SEA Games 2025 – Herry IP Bidik Emas Ganda Putra Meski Performa Malaysia Masih Inkonsisten

Mengutip New Strait Times, kepala pelatih ganda putra Malaysia, Herry Iman Pierngadi, tetap optimistis menargetkan medali emas pada ajang SEA Games 2025 di Thailand, meski performa beberapa pasangan andalannya sedang menurun.

Pasangan utama Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, yang kini menempati peringkat dua dunia, tengah menghadapi masa sulit setelah gagal mempertahankan konsistensi dalam dua turnamen terakhir di Eropa.

Pada final Arctic Open 2025 di Finlandia akhir pekan lalu, mereka secara mengejutkan kalah dari duet Inggris peringkat 12 dunia, Ben Lane/Sean Vendy. Belum genap seminggu berselang, Aaron/Soh kembali tersingkir di babak pertama Denmark Open 2025 setelah dikalahkan oleh pasangan baru Indonesia, Muhammad Rian Ardianto/Rahmat Hidayat.

Masalah Cedera dan Inkonsistensi

Pelatih kepala ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi, menegaskan Malaysia harus menurunkan pasangan terbaiknya jika ingin merebut emas pada SEA Games Thailand 2025, Desember mendatang. — Foto: Bernama

Situasi serupa juga dialami pasangan Man Wei Chong/Tee Kai Wun, yang harus absen sementara karena Kai Wun mengalami cedera betis kiri. Meski begitu, keduanya diharapkan bisa kembali tampil di French Open (21–26 Oktober) atau Hylo Open (28 Oktober–2 November).

Herry mengakui bahwa performa ganda putra Malaysia belum stabil, tetapi ia menegaskan masih ada waktu untuk memperbaiki permainan sebelum berangkat ke Bangkok.

“Kami mengirimkan tim yang kuat dan saya yakin kami bisa meraih emas di SEA Games,” ujar Herry seperti dikutip dari media lokal Malaysia.

“Aaron/Wooi Yik masih sering melakukan kesalahan dan belum konsisten. Mereka butuh waktu untuk menemukan kembali ritme terbaiknya.”

Tantangan Internal dan Persaingan Regional

Selain dua pasangan utama, Malaysia juga menurunkan Wan Arif Junaidi/Yap Roy King (peringkat 20 dunia) dan Chong Hon Jian/Haikal Nazri (peringkat 33 dunia). Namun, keduanya sudah terhenti di babak pertama Denmark Open, memperlihatkan bahwa stabilitas masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi skuad ganda putra Malaysia.

Herry menilai para pemain muda masih membutuhkan adaptasi terhadap gaya bermain cepat di level turnamen super.

“Mereka masih beradaptasi dengan tempo tinggi permainan dunia. Saya berharap performa mereka meningkat dalam turnamen-turnamen berikutnya,” tambahnya.

Persaingan Sengit di Bangkok

Malaysia terakhir kali merebut emas ganda putra SEA Games lewat Aaron Chia/Soh Wooi Yik pada edisi 2019 di Manila. Setelah itu, satu-satunya emas bulu tangkis datang dari ganda campuran Chen Tang Jie/Peck Yen Wei di Vietnam 2022.

Namun, pada SEA Games 2023 di Kamboja, Malaysia gagal membawa pulang satu pun emas, sehingga federasi (BAM) kini menurunkan komposisi terkuat untuk edisi Bangkok Desember mendatang.

Selain Aaron/Soh, Malaysia juga mengandalkan juara dunia ganda campuran Chen Tang Jie/Toh Ee Wei serta peraih perak dunia ganda putri Pearly Tan/M. Thinaah sebagai tumpuan utama perolehan medali.

Peta Kekuatan: Indonesia dan Thailand Jadi Ancaman

Persaingan dipastikan ketat di Bangkok. Indonesia berpeluang besar menurunkan kekuatan penuh, termasuk ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri (peringkat 35 dunia), yang kerap menyulitkan Aaron/Soh di ajang internasional.

Tuan rumah Thailand pun siap menurunkan skuad bintang seperti Kunlavut Vitidsarn (tunggal putra), Ratchanok Intanon (tunggal putri), serta ganda campuran peringkat tiga dunia Dechapol Puavaranukroh/Supissara Paewsampran.

Dengan peta persaingan seketat itu, optimisme Herry IP akan menjadi ujian besar bagi Malaysia untuk mengembalikan kejayaan mereka di pentas regional.