17.11.2025
Waktu membaca: 3 menit

Gregoria Berhati Besar Usai Jadi Runner-up Kumamoto Masters 2025

Gregoria Berhati Besar Usai Jadi Runner-up Kumamoto Masters 2025

Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia Gregoria Mariska Tunjung kembali menjejak podium Kumamoto Masters 2025 dengan hasil runner-up, namun pulang dengan hati yang tetap lapang. Dalam final yang berlangsung di Kumamoto Prefectural Gymnasium, Jepang, Minggu (16/11/2025), Gregoria takluk dari wakil Thailand Ratchanok Intanon lewat dua gim tipis, 16–21 dan 20–22. —PBSI

Meski asa untuk kembali merebut gelar Super 500 itu belum terwujud, Gregoria menilai penampilannya kali ini sebagai bagian penting dari proses yang sedang ia bangun.

Tiga Final Beruntun, Konsistensi Tetap Terjaga

Kekalahan ini menutup rangkaian tiga final beruntun Gregoria di Kumamoto Masters, sebuah bentuk konsistensi yang layak diapresiasi.

  • Juara 2023
  • Runner-up 2024
  • Runner-up 2025

Rekor tersebut memperlihatkan bahwa Gregoria masih menjadi salah satu kompetitor paling stabil di sektor tunggal putri Asia.

Tetap Bersyukur Meski Belum Sempurna

Selepas pertandingan, Gregoria menegaskan bahwa podium kedua tidak menghapus rasa syukur performanya.

“Tetap mengucap syukur bisa kembali ke podium walaupun ini bukan hasil yang terbaik yang bisa saya raih,” ujarnya melalui rilis resmi PBSI.

Ia mengakui bahwa tahun ini memberikan banyak pelajaran berharga, terutama melihat bagaimana ia mampu melewati berbagai hambatan.

Bertarung di Tengah Gangguan Vertigo

Sepanjang hampir satu tahun terakhir, Gregoria diketahui berjuang melawan vertigo yang memengaruhi latihan dan persiapannya menuju turnamen-turnamen besar. Kondisi tersebut membuat pencapaiannya di Kumamoto terasa lebih berarti.

“Banyak hal positif yang bisa diambil dari Kumamoto Masters tahun ini dan saya cukup senang dengan performa tadi,” ucapnya.

Nyaris Memaksakan Gim Penentuan

Meski kalah, Gregoria menunjukkan daya juang kuat. Ia sempat tertinggal 16–20 pada gim kedua sebelum menyamakan kedudukan menjadi 20–20.

“Di gim kedua saya masih berusaha dan bisa mengejar sampai 20–20 sebelum akhirnya harus mengakui keunggulan Ratchanok,” tuturnya.

Gregoria juga memuji performa Intanon yang tampil solid sepanjang laga.

“Kredit untuk dia karena bermain sangat bagus, dia layak mendapat gelar ini.”

Secara head-to-head, Gregoria kini baru menang 3 dari 13 pertemuan melawan mantan juara dunia itu.

Kumamoto, Kota yang Tetap Membawa Keberuntungan

Di luar hasil akhir, Gregoria mengaku kembali merasakan kenyamanan bertanding di Kumamoto, kota yang memberinya banyak momen positif sejak 2023.

“Turnamen Kumamoto bisa dibilang membawa keberuntungan. Tidak menyangka bisa sejauh ini karena beberapa bulan lalu sangat berat.”

Ia memastikan ada evaluasi yang sudah menunggu, terutama dalam aspek fisik dan endurance.

“Secara kondisi fisik dan endurance perlu kembali ditingkatkan.”

Menatap Turnamen Selanjutnya dengan Kepala Tegak

Meski belum kembali berdiri di podium tertinggi, penampilan Gregoria di Kumamoto tahun ini menunjukkan bahwa ia berada di jalur yang benar. Konsistensi final, ketenangan dalam tekanan, dan kemampuan bangkit dari masalah kesehatan menjadi fondasi kuat untuk turnamen-turnamen selanjutnya di kalender BWF 2025.

Dengan spirit yang tetap besar, Gregoria membawa pulang bukan hanya medali perak, tetapi juga rasa percaya diri dan modal penting untuk terus bersaing di level dunia.