17.10.2025
Waktu membaca: 3 menit

Emma Raducanu Akhiri Musim Lebih Awal Karena Sakit

Emma Raducanu Akhiri Musim Lebih Awal Karena Sakit

Musim kompetisi 2025 harus berakhir lebih cepat bagi petenis asal Inggris, Emma Raducanu, setelah ia memutuskan mundur dari dua turnamen WTA terakhir tahun ini akibat masalah kesehatan yang dialaminya. Keputusan itu diumumkan setelah serangkaian gangguan fisik yang memaksa Raducanu menghentikan pertandingan di Wuhan Open dan membatalkan keikutsertaan di turnamen Tokyo serta Hong Kong.

Menurut laporan ANTARA News (16 Oktober 2025), Raducanu mengalami gangguan kesehatan sejak pekan lalu dan terpaksa menghentikan pertandingan saat menghadapi Ann Li pada Wuhan Open, Selasa (7 Oktober 2025), setelah sempat mendapat pemeriksaan tekanan darah di tengah cuaca panas dan lembap.

Petenis berusia 22 tahun itu kemudian memilih untuk beristirahat penuh. Dalam pernyataan yang dirilis oleh timnya, Raducanu menjelaskan bahwa keputusannya untuk mengakhiri musim lebih awal didorong oleh kebutuhan untuk memulihkan kondisi tubuh secara menyeluruh. 

Menurut Media Indonesia (17 Oktober 2025), Raducanu menjelaskan bahwa keputusannya untuk mengakhiri musim lebih awal diambil agar ia bisa memulihkan kondisi tubuh sepenuhnya dan kembali bugar untuk musim depan.

Sakit dan Kelelahan di Tengah Jadwal Padat

Pemain asal Inggris itu memang menghadapi tantangan fisik signifikan menjelang akhir musim, yang tampak ketika ia harus mundur di Wuhan dan kemudian mengumumkan penghentian musim. Beberapa laporan menyebut bahwa kondisi cuaca panas dan kelembapan turut memperburuk situasi fisiknya. 

Sepanjang kariernya sejak kemenangan US Open 2021, Emma mengalami periode naik-turun dalam performa, termasuk perubahan pelatih dan isu fisik yang mengganggu konsistensi permainan.

Emma disebut mengalami kelelahan setelah menjalani rangkaian turnamen di Asia. Kondisi fisiknya yang menurun membuatnya memilih fokus pada pemulihan menjelang musim baru. Emma Raducanu menerima perawatan medis setelah mundur karena sakit dalam pertandingan melawan Ann Li di Wuhan Open 2025.

Fokus pada Pemulihan dan Musim 2026

Sang juara US Open 2021 menegaskan bahwa prioritasnya kini adalah pemulihan penuh sebelum mempersiapkan diri menghadapi musim 2026. Ia juga berencana melanjutkan kerja sama dengan pelatih asal Spanyol, Francisco Roig, yang sebelumnya pernah menjadi bagian dari tim pelatih Rafael Nadal. Bersama Roig, Raducanu berharap bisa membangun kembali stabilitas dan konsistensi permainannya di level tertinggi.

Raducanu juga sempat mengunggah ucapan terima kasih kepada para penggemar dukungan mereka — terutama pesan yang dikirim setelah insiden di Wuhan.

Perjalanan Panjang dan Peningkatan Performa Raducanu

Musim 2025 pada akhirnya menjadi salah satu fase paling penting dalam perjalanan Raducanu. Meski menghadapi sejumlah tantangan, termasuk insiden di Dubai Tennis Championships pada Februari, di mana seorang pria menunjukkan perilaku obsesif terhadapnya hingga dikenai perintah penahanan oleh otoritas setempat, Raducanu mampu mempertahankan fokus dan menunjukkan ketahanan mental di sepanjang musim. Ia menutup tahun ini dengan catatan 50 pertandingan — jumlah terbanyak sepanjang kariernya — yang mencerminkan peningkatan daya tahan dan konsistensi di level kompetitif.

Di bimbingan Francisco Roig, performanya semakin berkembang dengan gaya bermain yang lebih agresif dan percaya diri. Sejak keduanya bekerja sama pada Agustus, Raducanu menunjukkan kemajuan signifikan, bahkan sempat menantang beberapa petenis papan dunia. Ia memiliki peluang match point melawan juara Wimbledon Barbora Krejcikova serta petenis peringkat lima dunia Jessica Pegula, sebelum akhirnya kalah tipis di set penentuan. Performa itu menegaskan bahwa meski musimnya berakhir lebih cepat karena sakit, Raducanu kini berada di jalur yang tepat untuk kembali bersaing di level tertinggi pada tahun 2026.