01.12.2025
Waktu membaca: 5 menit

Daftar Algojo Bola Mati Manchester United: Bek-Bek Tajam, Bruno Jadi Dalang

De Ligt of Manchester United 2025/26

Transformasi Manchester United di era Ruben Amorim pelan-pelan membentuk identitas baru: mereka bukan cuma hidup dari open play, tapi juga dari bola mati. Data dari media Inggris menunjukkan MU sudah mengemas sejumlah gol dari skema set-piece (tanpa penalti), menjadikan mereka salah satu tim Premier League yang paling efektif memanfaatkan situasi ini. (The Football Faithful, 05/12)

Di level analisis, media seperti Lingkaran Bola dan The Athletic menyoroti bagaimana gol-gol itu bukan sekadar kebetulan, melainkan hasil desain: rasio konversi sepak pojok MU disebut menyentuh 14,3 gol per 100 corner, tertinggi di liga musim 2025/26, dengan kontribusi besar pada poin yang mereka kumpulkan di klasemen. (Lingkaran Bola, 12/11)

Nah, pertanyaannya: siapa saja sebenarnya eksekutor gol dari bola mati itu, dan bagaimana pola yang membuat mereka begitu berbahaya?

Para Algojo Bola Mati MU

Salah satu contoh paling jelas adalah kemenangan dramatis 3-2 Ipswich Town di Old Trafford pada 26 Februari 2025. Dalam laga ini, semua gol Manchester United lahir dari situasi bola matibukan open play. Sam Morsy mencetak gol bunuh diri setelah gagal mengantisipasi free kick Bruno Fernandes, lalu Matthijs de Ligt dan Harry Maguire masing-masing menuntaskan bola hasil kiriman sang kapten dari situasi set piece. (Ipswich Town FC, 26/02; Reuters, 26/02)

Media Inggris seperti Red Devil Roundup dan ManchesterFootball.info menegaskan detailnya: tiga gol MU ke gawang Ipswich semuanya datang dari servis Bruno pertama free kick yang berujung own goal Morsy, kedua bola liar di kotak penalti yang disambar De Ligt, dan ketiga adalah sundulan Maguire dari skema set-piece di awal babak kedua. (Red Devil Roundup, 27/02; ManchesterFootball.info, 26/02)

Nama Lisandro Martínez juga sering muncul ketika membahas gol bola mati MU. Laporan Lingkaran Bola menyebut bek Argentina itu sebagai salah satu eksekutor utama gol dari sepak pojok, dengan sumbangan sedikitnya dua gol sundulan musim initermasuk satu gol kemenangan 1-0 ke gawang Newcastle yang juga datang dari corner. (Lingkaran Bola, 12/11)

Di sisi lain, Leny Yoro dan Casemiro juga tercatat ikut “pesta” bola mati. Liputan6 mencontohkan bagaimana Yoro memanfaatkan blocking Luke Shaw dan screen De Ligt untuk melompat bebas dan menyundul bola ke gawang Fulham dari sepak pojok. Dalam laga lain melawan Nottingham Forest, Casemiro menjadi target utama dan sukses menyelesaikan bola kiriman Fernandes lewat sundulan yang menunjukkan timing dan kekuatan duel udara. (Liputan6, 10/11)

Matthijs de Ligt sendiri jadi simbol kebangkitan MU dari sepak pojok. Selain gol ke gawang Ipswich, ia juga mencetak gol penting saat menghadapi Tottenham Hotspur. Dalam laga yang dibedah oleh Asia9Sports dan Liputan6, De Ligt awalnya berperan sebagai pengganggu kiper dan pemblokir, tetapi ketika Maguire ditarik keluar, ia bergeser menjadi target utama dan menyamakan kedudukan lewat sundulan dari sepak pojok. (Asia9Sports, 12/11; Liputan6, 10/11)

Jika dijumlah, daftar algojo bola mati MU musim ini meliputi:

  • Lisandro Martínez – gol dari corner, termasuk penentu kemenangan vs Newcastle.
  • Matthijs de Ligt – beberapa gol sundulan dari pojok, termasuk vs Spurs dan Ipswich.
  • Harry Maguire – gol penentu 3-2 vs Ipswich dari skema set-piece.
  • Leny Yoro – gol sundulan dari corner vs Fulham.
  • Casemiro – gol kepala dari sepak pojok vs Nottingham Forest.
  • Plus satu gol bunuh diri Sam Morsy yang juga lahir dari free kick Fernandes ke area berbahaya.

Bruno, Mbeumo, dan Chef Taktik Set Piece

Semua nama di punya satu “sutradara” yang sama: Bruno Fernandes. Baik laporan media Inggris maupun Indonesia berulang kali menegaskan bahwa hampir semua gol bola mati MU melibatkan bola kiriman kapten asal Portugal ituentah dari free kick langsung ke kotak penalti, atau sepak pojok dengan variasi pendek dan panjang. (The Football Faithful, 05/12; Red Devil Roundup, 27/02)

Liputan6 menulis bahwa Amorim membagi tugas eksekutor: Fernandes mengambil corner dari sisi kiri, sementara rekrutan baru Bryan Mbeumo mengambil dari sisi kanan. Di kotak penalti, trio bek tinggiDe Ligt, Maguire, dan Yorobergantian menjadi pemantul, pemblokir, atau target utama. Polanya sederhana tapi repetitif: screen terhadap kiper dan bek zona, lari dari blind side, lalu bola dikirim ke tiang jauh atau area enam yard yang paling sulit dijangkau. (Liputan6, 10/11)

Asia9Sports menambahkan satu detail menarik: Amorim menunjuk staf khusus bola matiCarlos Fernandesuntuk merancang variasi eksekusi. Dari situ lahir kombinasi corner pendek, umpan mendatar ke tepi kotak, hingga delivery melengkung klasik yang memanfaatkan tinggi badan De Ligt, Maguire, Yoro, dan Benjamin Šeško. (Asia9Sports, 12/11)

Dengan skema seperti ini, tak heran jika data menunjukkan MU berada di papan jumlah dan efisiensi gol dari set-piece di Premier League. The Football Faithful mencatat mereka sudah mencetak lima gol set-piece (tanpa penalti) pada fase awal musim 2024/25, sebelum kemudian lonjakan drastis terjadi di musim berikutnya di optimasi penuh Ruben Amorim. (The Football Faithful, 05/12; Lingkaran Bola, 12/11)

Secara klasemen, kontribusi bola mati ini sangat nyata. Lingkaran Bola menyebut MU meraup sekitar 12 poin dari gol sepak pojok dan situasi bola mati lain, termasuk kemenangan tipis 1-0 Newcastle lewat sundulan Martínez. Tanpa poin-poin ini, posisi mereka di papan tengah bisa dengan mudah bergeser ke zona rawan. (Lingkaran Bola, 12/11)

Laga kontra Ipswich jadi contoh paling ekstrem ketika MU “diselamatkan” bola mati. Dengan 10 pemain dan performa bertahan yang masih compang-camping, tiga set piece dari Fernandesdiselesaikan oleh Morsy (bunuh diri), De Ligt, dan Maguiremengubah sebuah potensi bencana menjadi kemenangan yang mengangkat mereka keluar dari zona degradasi. (Reuters, 26/02; Suffolk News, 26/02) (Reuters, 26/02; Suffolk News, 26/02)

Singkatnya, daftar algojo bola mati MU saat ini dipimpin oleh para bek: De Ligt, Maguire, Martínez, Yoro, ditambah Casemiro sebagai gelandang box-to-box yang sering muncul di kotak penalti lawan. Di balik mereka, ada Bruno Fernandes dan Mbeumo sebagai eksekutor teknis, serta tim analisis set-piece di belakang layar yang merancang detail gerakan di area 16 meter. Jika tren ini berlanjut, bukan mustahil label “raja bola mati” benar-benar menempel ke Manchester United dalam persaingan gelar musim-musim mendatang. (Lingkaran Bola, 12/11; Asia9Sports, 12/11)