29.11.2025
Waktu membaca: 3 menit

Como 2-0 Sasulo: Kapten Timnas Jay Idzes Dapat Rating Anjlok

Como 2-0 Sasulo: Kapten Timnas Jay Idzes Dapat Rating Anjlok

Como meraih kemenangan terkontrol 2–0 Sassuolo di Stadio Giuseppe Sinigaglia, berbekal pertahanan kompak, momen pressing yang tepat, dan transisi cepat. Sassuolo sempat memegang bola dalam beberapa fase, namun gagal mengubah sirkulasi menjadi penetrasi efektif. Dalam lanskap seperti itu, kapten Jay Idzes menanggung beban besar di jantung lini empat bek dan penampilannya pun tak luput dari sorotan. (CNN Indonesia, 29/11)

(rating group sassulo)

Mengapa Jay Idzes DKK bisa dikalahkan Como 

Tim asuhan Cesc Fàbregas mengeksekusi rencana minimalis yang jelas: mengarahkan build-up Sassuolo menjauh dari koridor tengah, menutup suplai vertikal ke kanal No. 9/10, lalu melakukan progresi 2–3 umpan segera setelah merebut bola. Mid-block disiplin, full-back tidak naik bersamaan, dan rest defence tetap terjaga. Saat Sassuolo meninggikan garis usai jeda, Como mengeksploitasi ruang di belakang full-back tamu dan mengunci laga lewat gol kedua yang rapi. (OneFootball, 29/11) 

Performa Idzes: “Bukan yang Terburuk, tapi Rendah”

Idzes bermain penuh 90 menit sebagai bek tengah, mengorganisasi garis dan mencoba menerapkan jebakan offside ketika Sassuolo mendorong garis lebih tinggi. Ia mencatat beberapa recovery dan duel 1v1 yang mencegah situasi liar berkembang. Namun, dua pola menekan penilaiannya: (FotMob, 29/11)

  1. Ekspos transisi. Saat lini tengah Sassuolo kehilangan bola di area tinggi, jarak antara lini belakang dan perisai di depannya melebar. Idzes dan partner harus bertahan di ruang lebih besar dari rencana. Dalam skenario transisi bernilai-tinggi seperti ini, celah setengah langkah terlihat sangat mahal di rekaman ulang dan di lembar rating. (Football Italia, 29/11)

  2. Kendala komunikasi di kotak. Momen paling dibahas melibatkan aksi agresif kiper yang tumpang-tindih dengan sudut sapuan bek tengah. Benturan keputusan sepersekian detik mengacaukan bentuk bertahan dan memberi celah yang dimanfaatkan Como. Jarang ini murni salah satu individu, tetapi insiden seperti itu selalu menekan nilai seorang bek. (CNN Indonesia, 29/11)

Secara keseluruhan, performa sang kapten di standar pribadinya layak masuk kategori “rendah” namun bukan yang terburuk di tim malam itu. Isu unit di sekitarnya, terutama perisai gelandang dan perlindungan saat full-back naik, menaikkan risiko yang harus ia kelola. (Football Italia, 29/11)

Lensa Taktis: Kenapa Nilai Itu Masuk Akal

Penilaian profesional tidak berhenti pada kesalahan tunggal, tetapi pada proses yang berulang. Tiga masalah menjelaskan rentang nilai akhir:

  • Build-up fase dua macet. Koridor tengah dipadatkan, bola sering dipaksa melebar tanpa pola third-man yang sinkron. Tiap sekuens yang tersendat meningkatkan peluang kehilangan bola dengan garis belakang sedang melebar.

  • Celah rest defence. Ketika dua full-back naik bersamaan, pivot terlambat turun; bek tengah terseret melawan progresi pertama Como.

  • Kecepatan keputusan di final third. Eksekusi terlambat satu ketukan, memberi Como waktu merapikan blok. Transisi balik pun makin sering menghantam lini belakang.

Tiga hal ini bukan tanggung jawab bek tengah semata, namun ujungnya tetap bermuara pada dirinya ketika struktur runtuh maka wajar jika rating “rendah”, bukan “katastrofik”. Di kubu Como, Nico Paz tampil sebagai pembeda. First touch-nya membuka sudut umpan, orientasi tubuhnya mengundang progresi, dan aksi akhir termasuk assist selaras dengan tempo serangan. Ketika Paz tenang di tekanan, celah struktural Sassuolo makin terekspos; centre-back dipaksa bertahan sambil merapikan garis kombinasi yang tidak nyaman. (OneFootball, 29/11)

Apa yang Sudah Baik dari Idzes

  • Kepemimpinan & organisasi. Garis bertahan merespons panggilannya di bola mati maupun open play; shape tidak runtuh total saat ditekan. (FotMob, 29/11)

  • Posisi awal. Pada beberapa diagonal entry, ia menggiring penyerang keluar dari jalur tembak optimal. (Football Italia, 29/11)

  • Timing recovery. Saat terisolasi, ia menunda dengan cerdas untuk menunggu cover kedua sehingga peluang bersih lawan berkurang. (Football Italia, 29/11)

Ketiganya menunjukkan fondasi tetap ada; peningkatan akan datang jika protokol sistem diperketat dan mikro-timing di momen kunci diperhalus.