25.11.2025
Waktu membaca: 4 menit

Cobolli Bersinar Saat Italia Juara Davis Cup Ketiga

Cobolli Bersinar Saat Italia Juara Davis Cup Ketiga

Flavio Cobolli menjadi sosok sentral dalam dominasi Italia di ajang Davis Cup yang kembali terbukti setelah mereka sukses merebut gelar ketiga secara beruntun sekaligus yang keempat sepanjang sejarah turnamen beregu paling prestisius di dunia tenis tersebut. Keberhasilan ini terasa semakin istimewa karena diraih tanpa kehadiran dua bintang utama mereka, Jannik Sinner dan Lorenzo Musetti. Meski demikian, kekosongan tersebut tertutupi dengan performa luar biasa dari Matteo Berrettini dan Flavio Cobolli yang tampil konsisten dan memenangkan seluruh pertandingan yang mereka jalani sepanjang turnamen.

Keberhasilan Italia kali ini tidak semata soal taktik dan strategi, tetapi juga soal mentalitas dan karakter para pemainnya di lapangan. Flavio Cobolli, petenis muda berusia 23 tahun asal Roma, menjadi sosok sentral dalam laga final melawan Jaume Munar dari Spanyol. Meski sempat tertekan di awal pertandingan, Cobolli mampu menunjukkan ketenangan dan kedewasaan yang luar biasa untuk membalikkan keadaan dan memastikan trofi tetap berada di tangan Italia.

Kebangkitan Cobolli di Final Menentukan

Pertandingan melawan Jaume Munar menjadi ujian mental terbesar bagi Cobolli sepanjang turnamen. Munar tampil agresif sejak awal dan sempat mengendalikan permainan, namun Cobolli perlahan menemukan ritmenya. Dalam konferensi pers usai laga, ia mengakui bahwa rasa gugup sempat menghinggapi dirinya, mengingat arti penting pertandingan tersebut bagi dirinya dan negaranya.

“Saya rasa saya agak gugup di awal pertandingan. Trofi ini sangat berarti bagi saya. Saya agak tegang. Tetapi pada akhirnya, saya berusaha memainkan permainan saya, menarik energi dari bangku tim saya, dari penonton,” ujar Cobolli (Liga Olahraga, 24 November 2025).

Ia juga menegaskan bahwa menjaga sikap positif di tengah tekanan bukan hal mudah, tetapi menjadi kunci keberhasilannya dalam momen-momen menentukan.

“Saya juga berusaha mempertahankan sikap positif di awal set kedua, tetapi tidak mudah untuk memainkan pertandingan seperti ini. Pada akhirnya, saya sangat senang karena saya memainkan permainan tenis terbaik saya di momen krusial tersebut,” lanjutnya dengan nada lega (Liga Olahraga, 24 November 2025).

Pernyataan tersebut mencerminkan kematangan mental seorang petenis muda yang mampu memanfaatkan tekanan sebagai bahan bakar untuk tampil lebih baik, sekaligus menegaskan potensinya sebagai salah satu aset penting Italia di masa depan.

Matteo Berrettini dan Motivasi Musim yang Berbeda

Selain Cobolli, Matteo Berrettini juga menjadi figur penting dalam kesuksesan Italia. Petenis berpengalaman ini menilai musim ini memiliki makna tersendiri baginya, terutama karena ia harus berjuang mengatasi berbagai tantangan fisik dan performa. Namun, motivasi untuk tampil di hadapan publik sendiri di Bologna menjadi energi tambahan yang tidak tergantikan.

“Saya merasa setiap musim berbeda karena alasan yang berbeda. Musim ini, saya memanfaatkan motivasi untuk bermain di sini, di Bologna, selama musim panas ketika saya tidak merasa dalam kondisi terbaik,” ungkap Berrettini (Liga Olahraga, 24 November 2025).

Ia juga memberikan apresiasi besar kepada federasi dan tim pendukung yang tidak pernah ragu terhadap kemampuannya, meski sempat diragukan karena kondisi fisiknya.

“Saya harus mengatakan bahwa kapten, federasi, Umberto Rianna, yang tidak ada di sini tetapi merupakan bagian penting dari tim ini, telah membantu saya dan selalu memberi saya keyakinan untuk mengatakan bahwa jika saya bugar, mereka akan mempertimbangkan saya,” kata Berrettini (Liga Olahraga, 24 November 2025).

Menurutnya, keberhasilan Italia tidak hanya ditentukan oleh dua atau tiga nama besar, melainkan oleh kedalaman skuad yang solid dan siap bersaing kapan pun dibutuhkan.

Filippo Volandri dan Kebanggaan Sebagai Kapten

Di balik kesuksesan Italia, peran Filippo Volandri sebagai kapten tim juga tidak bisa diabaikan. Ia menekankan bahwa keberhasilan ini adalah hasil kerja kolektif dari seluruh anggota tim, termasuk staf pelatih dan pendukung yang bekerja di balik layar. Volandri merasa bahwa tugasnya sebagai kapten memiliki tanggung jawab yang jauh lebih besar dibanding saat dirinya masih berstatus pemain.

“Saya melakukan pekerjaan saya setiap hari. Saya melakukan pekerjaan saya setiap musim. Jadi, mari kita lihat apa yang terjadi di masa depan. Seperti yang sudah saya katakan, saya sangat bangga dengan pekerjaan kami,” tutur Volandri (Liga Olahraga, 24 November 2025).

Ia menambahkan bahwa menjadi kapten berarti memikul tanggung jawab bukan hanya kepada pemain, tetapi juga kepada negara dan federasi yang telah memberikan kepercayaan penuh kepadanya selama satu dekade terakhir.

“Di sisi lain, menjadi petenis atau kapten benar-benar berbeda. Tanggung jawabnya juga sangat berbeda. Di sini saya bertanggung jawab, pertama-tama, untuk mereka, dan kemudian untuk negara,” jelasnya (Liga Olahraga, 24 November 2025).

Simbol Kejayaan Tenis Italia Modern

Kemenangan tiga gelar Davis Cup berturut-turut ini menjadi simbol kebangkitan dan kekuatan tenis Italia di era modern. Meski tanpa dua nama besar seperti Sinner dan Musetti, Italia tetap mampu menunjukkan bahwa regenerasi mereka berjalan dengan baik melalui kehadiran Cobolli dan konsistensi Berrettini. Prestasi ini juga memperlihatkan bahwa kedalaman tim dan solidaritas menjadi faktor utama dalam kompetisi beregu seperti Davis Cup. 

Dengan kombinasi semangat juang, disiplin, dan kesiapan mental yang kuat, Italia kembali mengukuhkan diri sebagai salah satu kekuatan dominan di dunia tenis internasional. Dan bagi Flavio Cobolli, kemenangan ini bukan sekadar gelar, melainkan tonggak penting yang menandai awal perjalanannya menuju level elit dunia tenis.