13.10.2025
Waktu membaca: 3 menit

AkmalJHD dan Buzzinho Wakili Asia Tenggara dalam FC Pro 26 Global Qualifier

Buzzinho to FC Pro 26

Dua pemain pro EA FC Malaysia, Ahmed “AkmalJHD” Rafil dan Khevind “Buzzinho” Awat-Ranai berhasil menuntaskan laga kualifikasi FC Pro 26 Open Qualifier (12/10) untuk region Asia Tenggara dan akan mencoba peruntungan mereka untuk menghadapi 62 pemain lainnya dalam rangka menembus kompetisi global.

Buzzinho menjadi pemain pertama yang mengamankan slot setelah melalui rangkaian pertandingan yang cukup berat, di mana Ia harus menumbangkan rival-rival lokal dari Malaysia, termasuk Akmal, untuk mencapai garis akhir lebih dulu. Meski sempat mengalami kesulitan, mantan pemain tim esports Selangor FC itu konsisten mencatatkan rata-rata di 15 gol. Satu-satunya pertandingan yang sangat menguji pertahanannya adalah babak semifinal upper bracket yang mempertemukannya dengan rekannya sesama GBX Esports, Muzzafar “Chamack” Zuhair.

Di sisi lain, Akmal menjalani jadwal yang cukup berat karena harus menghadapi Aditya “Krusher” Chadha dan Buzzinho hingga terlontar ke lower bracket. Ia harus berhadapan dengan Charanjot “Charanjot” Singh yang mengusung strategi cepat. Keduanya saling beradu mekanik dan berakhir dengan kemenangan bagi Akmal dengan skor akhir 12-9.

Laga online yang diadakan menggunakan seri terbaru, EA FC 26, ini menjadi rangkaian awal untuk kompetisi global yang akan bertempat di Atlanta, Amerika Serikat, pada akhir bulan Oktober mendatang. Dan Malaysia akan menjadi satu-satunya region Asia Tenggara yang terwakilkan untuk mengadu kesempatan dalam laga bergengsi musiman ini.

Formasi Buzzinho jadi meta FC Pro 26?

Formasi 4-2-3-1 yang mengandalkan pemain-pemain sayap yang melebar seperti yang diandalkan Buzzinho ini sejatinya menjadi meta untuk seri EA FC 26, di mana dominasi antara trisula yang terdiri dari kombo sayap dan penyerang tunggal lebih difavoritkan dalam meta kompetitif yang mengutamakan kontrol presisi nan cepat.

Pada dasarnya, formasi ini menampilkan dua gelandang bertahan (CDM) yang membentuk perisai kokoh di depan lini belakang, memastikan sirkulasi bola yang aman dan kemampuan memutus serangan lawan dengan efektif. Kedua CDM ini juga berperan sebagai opsi passing andalan, memudahkan transisi mulus dari bertahan ke menyerang.

Di lini serang, formasi ini mengandalkan fleksibilitas dari tiga gelandang serang dan satu penyerang tunggal. Gelandang serang tengah (CAM) berperan sebagai pengatur alur permainan, sementara dua gelandang sayap berfungsi melakukan serangan ke dalam sepertiga akhir dengan memotong ke dalam untuk menciptakan peluang gol. Trisula serang ini mendukung permainan sayap yang seimbang dengan mengandalkan penetrasi tengah, membuat serangan menjadi tidak terduga dan sangat susah dibendung.

Di segi defensif, formasi 4-2-3-1 mengandalkan bentuk mid-block yang padat, dengan para gelandang serang yang turun membantu membentuk lini pertahanan. Hal ini memungkinkan peralihan yang mulus antara menyerang dan bertahan. Penyerang tunggal dan CAM juga menjadi ujung tombak pressing tinggi, memaksa lawan membuat kesalahan untuk merebut bola dengan cepat.

Jenis pemain yang direkomendasikan antara lain CDM dengan profil deep-lying playmaker seperti Ryan Gravenberch (Liverpool) atau Joshua Kimmich (Bayern Munchen), sedangkan di lini serang bisa mencoba playmaker serba bisa seperti Zico (Legend) dan mengombinasikannya dengan profil advanced forward seperti Harry Kane (Bayern Munchen) atau Ibrahimovic (Legend). Bek sayap dan bek tengah dengan atribut bertahan dan menyerang yang seimbang sangat cocok melengkapi formasi ini.