02.12.2025
Waktu membaca: 4 menit

SMAN 5 Ambon Dinobatkan Tim Pelajar Free Fire Terkuat Indonesia

SMAN 5 Ambon Dinobatkan Tim Pelajar Free Fire Terkuat Indonesia

Garena Youth Championship 2025 (GYC 2025) resmi ditutup dengan sebuah kejutan manis: SMAN 5 Ambon, dari provinsi Maluku, keluar sebagai juara. Tim pelajar tersebut berhasil mengukir sejarah tidak hanya sebagai pemenang GYC, tetapi juga sebagai tim SMA paling dominan di ajang esports pelajar tahun ini.  Pada Grand Finals yang digelar di Pos Bloc, Jakarta, Sabtu (29/11/2025), SMAN 5 Ambon mencatat torehan spektakuler: total 115 poin dan satu Booyah. Perolehan ini membuat mereka unggul jauh dari pesaing dan memastikan gelar juara nasional. 

Bagi banyak pihak termasuk tim sendiri pencapaian ini terasa luar biasa. “Tahun lalu kami finis di peringkat 12. Tahun ini bisa juara, saya sangat tidak menyangka,” ujar kapten tim, Josua Joelest Huka.

Dari Posisi 12 ke Tahta Juara: Perjalanan Panjang dan Transformasi

Kisah SMAN 5 Ambon di GYC 2025 tidak serta-merta mulus ada proses panjang penuh tantangan dan kerja keras. Pada semusim sebelumnya, tim ini sempat terguncang dan finis di peringkat 12. Ketika itu, kegugupan dan kurangnya koordinasi menjadi kendala utama. Namun di 2025, tim menunjukkan transformasi signifikan. Perjalanan mereka dimulai dari babak Kualifikasi Kota di Ambon, di mana mereka finis di posisi kedua. Langkah ini membuka tiket menuju Regional Qualifiers melawan tim-tim pelajar dari provinsi seperti Papua, Maluku, dan Bali. Pada Regional Qualifiers yang digelar 1 Oktober 2025, SMAN 5 Ambon tampil menggila: mereka memimpin klasemen dengan 127 poin dan 3 Booyah hasil yang membawa mereka ke Grand Finals di Jakarta. 

Transformasi ini menurut pelatih Stefan Helyos Rikumahu tidak lepas dari pendampingan serius: latihan rutin, pembinaan mental, dan kedisiplinan tim. “Tahun lalu pegang HP saja gemetar, karena perangkat di Grand Final berbeda dengan kualifikasi. Tahun ini kami tekankan mental juara dan fokus ke target,” ujarnya.

Perubahan signifikan dari sisi persiapan inilah yang membuat perbedaan besar. Dengan mental kuat dan strategi matang, SMAN 5 Ambon mampu tampil stabil dan dominan sejak ronde pertama Grand Finals.

Aksi Membius di Grand Finals: Booyah & 115 Poin

Grand Finals di Pos Bloc Jakarta pada 29 November 2025 memperlihatkan komitmen tinggi tim SMAN 5 Ambon. Selama babak itu, keempat pemain Josua Joelest Huka, Marshall William Pattirane, Jonathan Abel Suila, dan Marcelino Quinten Miracle Santoso tampil tenang dan konsisten. Hingga ronde ke-6, mereka sudah mengumpulkan 94 poin dan mendapat status “Champion Rush,” unggul dari rival terdekat mereka, SMKN 2 Palangka Raya, yang terpaut hanya empat poin. Tekanan memuncak di ronde 7 namun saat Palangka Raya tereliminasi lebih awal, SMAN 5 Ambon memanfaatkan momentum itu untuk mengamankan Booyah, sekaligus mengunci keseluruhan 115 poin. 

Rincian poin mereka: 65 poin dari eliminasi, 50 poin placement, dan 1 Booyah kombinasi kemenangan solid yang memastikan mereka layak dinobatkan sebagai tim pelajar Free Fire terkuat tahun 2025.

Kemenangan di GYC 2025 membawa konsekuensi besar bukan hanya prestise, tetapi juga apresiasi nyata. Sebagai juara, SMAN 5 Ambon diganjar dana pendidikan sebesar Rp 30 juta. Selain itu, mereka memperoleh beasiswa penuh bebas biaya uang pangkal dan SPP selama delapan semester di Universitas Ciputra. 

Lebih penting lagi: SMAN 5 Ambon menjadi tim pertama yang mendapatkan “Golden Ticket” dari GYC 2025 Free Fire tiket emas untuk mengikuti babak Play-ins di turnamen nasional skala besar, Free Fire Nusantara Series 2026 Spring (FFNS 2026 Spring). Ini membuka pintu bagi tim pelajar untuk bersaing dengan tim lebih besar, dan memberi mereka kesempatan memperlihatkan kemampuan di tingkat nasional yang lebih luas.

Bagi SMAN 5 Ambon, kesempatan ini lebih dari sekadar bonus ini adalah batu loncatan untuk membuktikan bahwa talenta pelajar dari luar Jawa, dari provinsi-provinsi terpencil, bisa bersaing di panggung nasional.

Esports Pelajar & Pendidikan: Menjembatani Dua Dunia

Kesuksesan SMAN 5 Ambon di GYC 2025 juga mempertegas peran penting turnamen pelajar di Indonesia. GYC bagian dari inisiatif Garena Goes to School (GGTS) didesain agar esports dan akademik berjalan seimbang. Semua peserta diwajibkan memiliki nilai rapor rata-rata minimal 65 agar bisa ikut bertanding. Dengan regulasi seperti itu, GYC menunjukkan bahwa bermain gim tidak harus merusak prestasi akademik. Sebaliknya, dengan dukungan dan pembinaan yang tepat, siswa bisa sukses di dua dunia: gaming dan pendidikan.

SMAN 5 Ambon menjadi bukti nyata. Mereka bukan hanya membawa pulang trofi dan beasiswa tetapi juga membawa kebanggaan bagi komunitas dan sekolah mereka, serta membuka harapan bagi pelajar di luar kota besar untuk meraih prestasi melalui esports.

Kisah SMAN 5 Ambon di GYC 2025 lebih dari sekadar cerita seorang juara ini kisah transformasi, dedikasi, dan keberanian untuk bangkit. Dari peringkat 12, menuju puncak nasional. Dari keraguan dan grogi, menuju ketenangan dan kemenangan.

Dengan kombinasi kerja keras, disiplin, mental juara, dan peluang yang diberikan lewat turnamen pelajar, mereka membuktikan bahwa siapa pun bisa meraih prestasi asal ada persiapan dan komitmen.

Ke depan, terpilihnya mereka sebagai tim pertama penerima Golden Ticket ke FFNS 2026 Spring membuka jalan bagi SMAN 5 Ambon untuk menunjukkan bahwa talenta pelajar dari Maluku bisa bersaing di level nasional.

Kemenangan ini sekaligus jadi pesan penting: esports bukan sekadar hobi bagi pelajar seperti mereka, ini bisa menjadi alternatif jalur prestasi dan masa depan, sepanjang dibarengi dengan tanggung jawab akademik.