02.12.2025
Waktu membaca: 4 menit

Ubed: Dari Sampang ke Panggung Dunia, Menjawab Tekanan dengan Prestasi

Ubed: Dari Sampang ke Panggung Dunia, Menjawab Tekanan dengan Prestasi

Moh. Zaki Ubaidillah, atau yang akrab dikenal dengan nama Ubed, kini menjadi salah satu rising star bulu tangkis Indonesia di level junior. Perjalanannya dari kota kecil di Sampang, Madura, menuju panggung dunia bukanlah kisah yang terjadi dalam semalam — ini cerita tentang tekanan, ancaman kegagalan, dan bagaimana seorang remaja 17 tahun menjawab semuanya dengan kepala tegak.

Ubed mungkin baru dikenal publik dalam dua tahun terakhir, tetapi fondasi perjuangannya sudah tertanam sejak kecil. Ia tumbuh di lingkungan yang sederhana, dengan akses terbatas terhadap fasilitas olahraga profesional. Namun justru dalam keterbatasan itulah ambisinya dibentuk.

Menurut laporan IDN Times, perjalanan Ubed bahkan sempat berada di titik kritis ketika pelatihnya di klub memberi tekanan keras dan mempertimbangkan untuk memindahkannya ke sektor ganda jika ia tidak berkembang dengan cepat. “Tekanan itu yang akhirnya membuat Ubed ngegas dan mulai menemukan ritmenya,” tulis media tersebut dalam ulasannya. Ancaman itu justru menjadi pemantik yang mengubah mentalitas Ubed — dari pemain biasa menjadi petarung yang tak ingin menyia-nyiakan kesempatan.

Perubahan performanya mulai terlihat ketika ia masuk ke pelatnas. Intensitas latihan meningkat, ekspektasi membesar, dan publik mulai memandangnya sebagai salah satu aset masa depan tunggal putra Indonesia. Beban itu tidak kecil, apalagi untuk pemain yang masih berada di usia sekolah. Namun, seperti ditulis Akurat.co, Ubed justru menunjukkan perkembangan signifikan. Media tersebut menyebut bahwa pemain muda ini termasuk sosok yang “tidak banyak bicara, tetapi pekerja keras dan disiplin dalam latihan.”

Puncak pembuktiannya terjadi pada tahun 2025. Ubed tampil menggebrak di Badminton Asia Junior Championships (BAJC) 2025. Menurut laporan Antara, ia tampil gemilang sejak babak awal hingga akhirnya menembus final dan keluar sebagai juara. Dalam partai puncak, ia mengalahkan wakil China dengan permainan agresif yang konsisten sejak gim pertama. “Ubed bermain tanpa gentar, serangan-serangannya matang dan percaya diri,” tulis Antara dalam laporan pertandingan tersebut.

Gelar itu bukan hanya titel juara Asia — tetapi simbol bahwa kerja kerasnya selama bertahun-tahun mulai membuahkan hasil nyata. Publik dan pelatih pun semakin menaruh ekspektasi besar. Namun Ubed menjawabnya dengan cara paling sederhana: bermain tanpa banyak drama dan bekerja lebih keras dari sebelumnya.

Tak berhenti di Asia, performanya kembali meledak ketika ia tampil di BWF World Junior Championships 2025. Berdasarkan laporan lanjutan dari Antara, Ubed kembali melaju ke final, kali ini melawan pemain kuat asal Jepang. Meskipun belum berhasil meraih gelar dunia, pencapaiannya menembus dua final besar dalam setahun membuatnya masuk daftar elite talenta muda dunia.

Usai kembali ke tanah air, Ubed mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak. Akurat.co melaporkan bahwa klubnya memberikan bonus khusus sebagai bentuk penghargaan pencapaiannya. Namun bukan bonus itu yang menarik perhatian publik — melainkan cara Ubed meresponsnya. Dalam laporan tersebut disampaikan bahwa Ubed justru lebih fokus pada target berikutnya dan tidak ingin terlena oleh pujian. Sikap itu membuat banyak pengamat menilai bahwa ia memiliki karakter juara.

Analisis dari beberapa pelatih nasional juga menunjukkan bahwa Ubed memiliki gaya permainan modern: cepat, agresif, dan mampu melakukan transisi serang ke net dengan mulus. Menurut IDN Times, pola serangan itu dibentuk setelah ia mendapat kritik bertubi-tubi mengenai kelemahan footwork di masa awal kariernya. Kritik itu tidak ia hindari — ia jadikan pendorong untuk berkembang.

Namun di balik pencapaiannya, satu hal yang selalu menarik perhatian publik adalah cara Ubed bertahan dari tekanan. Ia masih muda, tetapi harus membawa beban besar: menjadi penerus tradisi tunggal putra Indonesia. Setiap turnamen, setiap pertandingan, selalu dibarengi ekspektasi dari fans dan media.

Menurut pengamat yang dikutip Antara, tekanan semacam itu sering kali membuat pemain muda kehilangan fokus. Tetapi Ubed sejauh ini justru terlihat stabil dan tidak mudah terbawa suasana. Ketenangannya bahkan terlihat sebagai senjata utama ketika ia berada dalam rally panjang melawan pemain-pemain unggulan.

Kini, setelah dua tahun penuh pencapaian, masa depan Ubed semakin menarik untuk ditunggu. Ia masih berada di jalur junior, tetapi banyak pihak meyakini bahwa promosi ke level senior hanya tinggal menunggu waktu. Berdasarkan analisis beberapa media olahraga, gaya permainannya sangat cocok untuk menghadapi persaingan level — terutama karena ia memiliki karakter pekerja keras yang tak mudah puas.

Bagi Ubed, perjalanan ini masih panjang. Dari Sampang yang sederhana hingga panggung dunia, ia telah membuktikan bahwa tekanan bukan alasan untuk mundur, melainkan alasan untuk terus melangkah. Dan jika konsistensinya bertahan, bukan tidak mungkin Indonesia suatu hari akan menyebut namanya sebagai salah satu pewaris sah kejayaan tunggal putra.