30.11.2025
Waktu membaca: 6 menit

UFC Dituding Lindungi Topuria, Karier Juara Tsarukyan Sengaja Diblokir?

UFC Dituding Lindungi Topuria, Karier Juara Tsarukyan Sengaja Diblokir?

Isu panas tengah mengguncang divisi ringan UFC. Di tengah perseteruan Ilia Topuria dan Arman Tsarukyan yang makin meledak setelah UFC Qatar, muncul narasi liar: UFC disebut “melindungi” Topuria, sementara jalan Tsarukyan menuju sabuk juara justru dipersulit.

Sumbernya bukan sekadar rumor fans. Sejumlah komentar dari petarung besar, keputusan matchmaking UFC, sampai pemberitaan media membuat teori itu terasa “masuk akal” di mata sebagian publik. 

Komentar Pedas Sean O’Malley: “UFC Cinta Ilia sebagai Juara”

Pemicunya datang dari mantan juara bantam, Sean O’Malley. Dalam salah satu sesi di kanal YouTube-nya, O’Malley blak-blakan bilang bahwa ia tidak yakin UFC bakal bikin duel Ilia Topuria vs Arman Tsarukyan dalam waktu dekat. Alasannya sederhana tapi pedas: Arman punya peluang besar mengalahkan sang juara.

Menurut O’Malley, UFC “jatuh cinta” pada Topuria sebagai wajah baru divisi ringan marketable, menarik untuk fans kasual, dan enak dijual di poster. Karena itu, promotor dinilai lebih suka memberi lawan yang secara komersial besar tapi secara risiko masih bisa dikontrol, bukan Tsarukyan yang gaya bertarungnya berbahaya dan relatif kurang “glamour” untuk fans awam.

O’Malley bahkan mencontohkan pengalamannya sendiri: ia mendapat lawan Chito Vera untuk pertahanan gelar, bukan Merab Dvalishvili yang secara ranking lebih pantas, karena faktor bisnis dan daya tarik. Narasi serupa lalu ditempelkan ke kasus Topuria vs Tsarukyan. 

Media Indonesia: Topuria “Anak Emas UFC”?

Komentar O’Malley cepat disambar media tanah air. SportlinkNews memuat artikel berjudul kurang lebih “Sean O’Malley Sebut UFC Lindungi Ilia Topuria dari Arman Tsarukyan”, menegaskan bahwa menurut O’Malley, UFC memang sengaja menjaga sabuk tetap di pinggang Topuria selama mungkin. 

Tak lama, portal lain seperti IndonesiaDiscover mengangkat narasi yang lebih keras: Topuria disebut sebagai “anak emas UFC”, sementara Arman Tsarukyan digambarkan seperti diabaikan dari jalur juara meski statusnya penantang nomor satu dan baru saja tampil buas di UFC Qatar. 

Dari sinilah frasa seperti “UFC melindungi Topuria, jalan Tsarukyan dipersulit” mulai beredar di jagat media sosial dan jadi bahan perdebatan di kalangan fans MMA Indonesia.

Tsarukyan: “Apa Lagi yang Mereka Mau dari Saya?”

Di dalam oktagon, Tsarukyan memang sudah melakukan tugasnya. Ia menaklukkan Dan Hooker dengan penampilan dominan dan kemenangan submission yang menegaskan statusnya sebagai penantang paling serius di 155 lbs saat ini. Di luar kandang, Arman makin vokal. Dalam wawancaranya dengan media internasional, Tsarukyan beberapa kali menegaskan bahwa dia harusnya jadi berikutnya untuk melawan Topuria. Bahkan, ia sempat mengeluh, “What do they want from me?” ketika ditanya soal mengapa UFC belum juga mengumumkan jadwal resmi perebutan gelar melawannya. 

Tsarukyan juga menyebut siap bertarung di awal 2026, bahkan rela hanya istirahat sebentar sebelum langsung terbang ke Amerika untuk kamp latihan panjang. Sikap “siap kapan saja” ini makin menguatkan kesan bahwa justru bukan dirinya yang menghambat duel perebutan sabuk. 

Suhu makin panas ketika Ilia Topuria mengumumkan hiatus. Sang juara menyampaikan lewat pernyataan resmi bahwa ia tidak akan bertarung pada kuartal pertama 2026 karena sedang menghadapi masa sulit dalam kehidupan pribadi dan ingin fokus kepada anak-anaknya. 

Topuria menegaskan bahwa ia tidak ingin “menghambat” divisi dan mempersilakan UFC bergerak dengan opsi lain sementara ia bereskan urusan pribadi. Secara manusiawi, alasan ini sangat bisa dimaklumi bahkan banyak fans dan petarung lain yang memberi dukungan. 

Namun, di sisi lain, Arman Tsarukyan punya teori sendiri. Dalam wawancara yang dikutip Bloody Elbow, Arman menyiratkan bahwa alasan hiatus Topuria mungkin tidak sesederhana “masalah keluarga” seperti yang disampaikan ke publik. Ia merasa ada sesuatu di balik layar yang tidak diceritakan apa adanya kepada fans.

Di titik inilah teori konspirasi “kedok UFC” makin liar di kalangan fans: ada yang menilai alasan keluarga hanya menjadi jalan keluar elegan untuk memberi waktu UFC mengatur ulang peta pertarungan, sementara ancaman dari Tsarukyan “diparkir” dulu.

Feud Semakin Panas: “Scared Duck”, Slap, dan Perang Media

Duel ini makin terasa personal setelah drama di UFC Qatar. Usai kemenangan Hooker, Tsarukyan memanggil Topuria di depan publik dan media. Balasan Topuria datang di media sosial: ia menyebut Arman sebagai “scared duck” dan mengklaim pernah menamparnya dalam sebuah pertemuan backstage. 

Tsarukyan langsung membantah. Menurutnya, yang disebut “tamparan” oleh Topuria hanyalah sentuhan ringan di leher, dan justru Topuria yang dinilai lebay di media. Ia mengaku tidak butuh pencitraan tough guy di luar kandang karena sudah membuktikan di oktagon. 

Meski begitu, Arman juga menegaskan bahwa rivalitas ini tidak benar-benar personal. Ia menyebut ketegangan di antara mereka “lebih ke urusan bisnis dan media” untuk mendorong duel besar perebutan sabuk. Jadi, di satu sisi mereka saling serang di publik, namun di sisi lain keduanya paham bahwa konflik ini juga menguntungkan dari sisi promosi.

Lahirnya Narasi: UFC Sengaja Persulit Jalan Tsarukyan?

Jika semua potongan cerita disusun komentar O’Malley, hiatus Topuria, status Tsarukyan sebagai penantang nomor satu, isu “anak emas UFC”, hingga belum jelasnya jadwal perebutan gelar maka narasi “UFC melindungi Topuria, jalan Tsarukyan dipersulit” terasa menggoda.

O’Malley terang-terangan bilang ia yakin UFC tidak ingin Arman menjadi juara, karena itu berarti kehilangan wajah baru yang sedang mereka dorong di divisi 155 lbs. Menurutnya, jika ada satu orang yang paling mungkin menggeser Topuria dari takhta, orang itu adalah Tsarukyan. 

Di sisi lain, laporan soal rencana interim title fight Paddy Pimblett vs Justin Gaethje sebagai partai utama UFC 324 juga dianggap banyak fans sebagai indikasi bahwa Tsarukyan “dipinggirkan”, meski performa dan peringkatnya seharusnya menempatkan dia paling depan dalam antrian. 

Namun, Seberapa Kuat Teori Ini?

Meski menarik, perlu digarisbawahi bahwa sampai sekarang tidak ada bukti langsung yang menunjukkan UFC secara resmi “melindungi” Topuria dan sengaja mempersulit jalan Tsarukyan. Yang ada baru:

  • Komentar subjektif petarung seperti O’Malley. 
  • Kekecewaan dan klaim Tsarukyan bahwa ia terus “digantung”.
  • Keputusan matchmaking yang memang sering kali mengedepankan aspek bisnis, bukan hanya prestasi. 

Dalam sejarah UFC, promotor memang kerap memprioritaskan pertarungan yang paling laku di pasar, bukan yang paling ideal di kertas ranking. Jadi situasi yang dialami Tsarukyan saat ini sebenarnya bukan hal baru banyak penantang lain di era sebelumnya pernah merasa “disalip” nama yang lebih populer.

Untuk saat ini, frasa “UFC melindungi Topuria, jalan Tsarukyan dipersulit” lebih tepat disebut sebagai narasi media dan fans yang lahir dari kombinasi: komentar pedas Sean O’Malley, keputusan matchmaking UFC, serta sikap frustrasi Tsarukyan yang merasa sudah melakukan semua yang diminta namun belum diberi kepastian. Apakah UFC benar-benar takut Tsarukyan jadi juara? Atau ini hanya soal timing, kontrak, dan strategi bisnis yang belum terbuka ke publik? Jawabannya baru akan terasa ketika UFC akhirnya mengumumkan:

  • Apakah Topuria langsung kembali melawan Tsarukyan,
  • Atau ia lebih dulu dipasangkan dengan nama besar lain seperti Gaethje atau Pimblett.