28.11.2025
Waktu membaca: 3 menit

Edson Barboza Sebut Khabib Lawan Tersulit di UFC

Edson Barboza Sebut Khabib Lawan Tersulit di UFC

Edson Barboza, veteran kelas ringan UFC asal Brasil, baru saja merayakan 15 tahun perjalanan kariernya di oktagon. Selama periode panjang tersebut, ia telah berhadapan dengan sejumlah nama besar yang dikenal sebagai petarung terbaik sepanjang masa di divisi ringan. Namun, dari semua lawan yang pernah dihadapinya, satu nama disebut sebagai yang paling membuatnya terkejut dan kesulitan: mantan juara UFC, Khabib Nurmagomedov.

Khabib Nurmagomedov, Lawan Paling Menyulitkan

Menjelang penampilan ke-32-nya di UFC saat menghadapi Jalin Turner dalam ajang UFC 323, Barboza menengok kembali momen-momen terbaik sekaligus tersulit dalam kariernya. Pertemuan melawan Khabib terjadi pada Desember 2017, ketika Barboza sedang berada dalam tren positif usai meraih tiga kemenangan beruntun Anthony Pettis, Gilbert Melendez, dan Beneil Dariush. Namun dalam duel tersebut, Nurmagomedov tampil dominan dan mengendalikan tiga ronde untuk memperpanjang rekor tak terkalahkannya menjadi 25-0 serta mengamankan peluang perebutan gelar.

Barboza mengakui bahwa laga melawan Khabib menjadi satu-satunya pertarungan di mana ia benar-benar merasa tertinggal secara teknis dan strategi. Ia mengatakan, “Itu satu-satunya pertarungan ketika saya berpikir, ‘Wah, orang ini selangkah lebih maju dari saya. Saya harus bekerja lebih keras untuk bisa mengimbanginya.’ Itu adalah Khabib. Dia orangnya,” ujarnya. Barboza juga menambahkan bahwa ia bahkan tidak menyadari momen ketika dirinya dijatuhkan secara langsung di dalam pertarungan, menggambarkannya sebagai sesuatu yang “gila” karena lawannya selalu membaca pergerakannya dengan sempurna.

Menurut Barboza, keunggulan utama Khabib bukan hanya pada kekuatan fisik, melainkan kecerdasan bertarung dan kemampuan prediksi yang luar biasa. “Saya tidak merasa dia sangat kuat atau punya sesuatu yang istimewa secara fisik, tetapi dia selalu satu langkah di depan. Ketika saya ingin berdiri dengan satu cara, dia sudah ada di sana. Saat saya mencoba sisi lain, dia juga sudah menutupnya,” tutur Barboza, menggambarkan frustrasi sekaligus kekagumannya terhadap pendekatan taktis sang mantan juara (MMA Fighting, 28 November 2025).

Rekor Knockout dan Ambisi Menjelang UFC 323

Meski demikian, Barboza tetap dikenal sebagai salah satu striker paling berbahaya di UFC, dengan setengah dari 18 kemenangannya diraih melalui knockout. Nama-nama seperti Dariush, Dan Hooker, Shane Burgos, Terry Etim, dan Evan Dunham menjadi korban keganasan tendangan dan kombinasi pukulannya. Namun, ia percaya bahwa knockout terbaik dalam kariernya masih akan datang. “Yang berikutnya, yang akan terjadi pada 6 Desember. Itu akan menjadi knockout terbaik dalam karier saya, tenang saja,” katanya dengan nada optimistis menjelang duel melawan Turner (MMA Fighting, 28 November 2025).

Pertarungan Spesial Melawan Sodiq Yusuff

Selain dikenal lewat kemenangan KO, Barboza juga mencatat sejumlah kemenangan melalui keputusan juri dalam pertarungan-pertarungan sengit. Ketika diminta menyebut kemenangan paling berkesan, ia menyoroti duel melawan Sodiq Yusuff sebagai laga yang “spesial”. Dalam pertandingan itu, Barboza sempat terjatuh dan nyaris kalah di ronde pertama, tetapi bangkit dan memenangkan pertarungan lima ronde yang ia sebut sebagai “perang sejati yang tak terlupakan” (MMA Fighting, 28 November 2025).

Refleksi Karier dan Harapan di Pengujung Perjalanan

Kini, meski usianya mendekati 40 tahun, Barboza menegaskan bahwa dirinya masih jauh dari kata selesai. Ia merasa puas dengan seluruh pencapaiannya, mulai dari tampil di laga utama hingga bertarung di stadion besar. “Jika ada satu hal yang mungkin kurang, itu adalah kesempatan perebutan gelar. Tapi saya sudah damai dengan itu. Terjadi atau tidak, saya tetap bisa tidur nyenyak,” pungkasnya, menunjukkan sikap legawa sekaligus profesionalisme tinggi dalam menutup fase akhir kariernya.