28.11.2025
Waktu membaca: 4 menit

Musetti: Sinner Bukan Musuh, Tapi Panutan

Musetti: Sinner Bukan Musuh, Tapi Panutan

Lorenzo Musetti menjadi salah satu simbol kebangkitan tenis putra Italia dalam beberapa musim terakhir yang mengalami lonjakan prestasi sangat signifikan, bersama kompatriotnya Jannik Sinner yang juga kerap menjadi sorotan utama. Sinner yang saat ini menempati peringkat 2 dunia telah menjelma menjadi ikon baru tenis Italia, bahkan disebut sebagai salah satu yang terbaik sepanjang sejarah negaranya setelah sempat menghuni posisi nomor satu dunia selama 66 pekan. Prestasi tersebut diperkuat dengan keberhasilannya meraih dua gelar Australian Open secara beruntun, titel US Open musim 2024, serta Wimbledon musim 2025, ditambah status runner up di French Open dan US Open musim 2025.

Perkembangan Lorenzo Musetti di Tengah Generasi Emas

Di balik dominasi Sinner, Musetti juga menunjukkan perkembangan pesat sebagai bagian penting dari gelombang emas tenis Italia. Petenis berusia 23 tahun itu berhasil menutup musim 2025 di jajaran 10 besar dunia dan sempat mencapai peringkat tertinggi dalam kariernya di posisi keenam pada Juni. Konsistensinya menjadi simbol bahwa kekuatan tenis putra Italia tidak hanya bertumpu pada satu sosok, tetapi lahir dari generasi yang solid dan kompetitif.

Kejayaan Italia di Davis Cup Tanpa Sinner dan Musetti

Kekuatan kolektif tersebut terbukti ketika Italia sukses menjuarai Davis Cup untuk ketiga kalinya secara beruntun. Menariknya, baik Sinner maupun Musetti tidak turun bermain dalam ajang tersebut, namun kontribusi Flavio Cobolli dan Matteo Berrettini yang menyapu bersih kemenangan di perempatfinal, semifinal, hingga final menegaskan kedalaman skuad Italia. Ditambah kehadiran Luciano Darderi dan Lorenzo Sonego yang berada di peringkat 50 besar dunia, dominasi Italia di sektor putra menjadi semakin solid.

Persahabatan di Tengah Persaingan

Meski kerap bertemu di turnamen dan bersaing di level tertinggi, Musetti menegaskan bahwa hubungan antarpetenis Italia tetap dibangun dalam suasana persahabatan. Dalam wawancara dengan La Repubblica, ia mengungkapkan bahwa dinamika pertandingan melawan rekan senegara memiliki nuansa berbeda dibanding duel dengan lawan dari negara lain.

“Saat anda menghadapi rekan yang bahkan mungkin melakoni nomor ganda dengan anda, pertandingannya selalu sulit,” ungkap Musetti. “Anda telah berbagi begitu banyak momen, anda melihatnya secara berbeda. Itulah mengapa penting untuk fokus pada permainan, tetapi tidak, saya tidak keberatan dengan pertandingan yang diwarnai perselisihan antar-petenis, saya mampu mengatasinya. Itu tidak berarti saya selalu menang, tetapi kami tetap berteman,” tambahnya (Liga Olahraga, 27 November 2025).

Rekor Pertemuan yang Masih Didominasi Sinner

Secara statistik, Musetti memang belum mampu mengimbangi dominasi Sinner. Dari tiga pertemuan yang telah terjadi, ia belum pernah merebut satu set pun, termasuk kekalahan di perempatfinal US Open musim ini. Namun, ia justru memandang keberadaan Sinner sebagai motivasi, bukan beban atau kerugian.

Sinner Sebagai Panutan, Bukan Rival Bermusuhan

“Untungnya, saya punya Jannik, saya tidak akan pernah berkata ‘sayangnya’. Tidak ada rivalitas seperti itu, memperparah ketegangan dalam olahraga, yang sudah begitu banyak, tidak ada gunanya,” ujar Musetti menegaskan sikapnya terhadap sang kompatriot.

Lebih jauh, Musetti bahkan menyebut Sinner sebagai panutan dan sosok yang memberinya inspirasi untuk terus berkembang. Baginya, Sinner bukan musuh yang harus dijatuhkan, melainkan contoh nyata bagaimana seorang juara sejati membangun karier dengan konsistensi, kekuatan mental, dan stabilitas permainan.

“Dan kemudian Jannik ada di sisi saya. Ia bukan musuh yang membuat saya terkesima, ia seorang juara yang menunjukkan jalan. Seorang panutan. Berbeda dari saya? Tentu. Lebih kuat, solid, konsisten. Tetapi saya tidak menganggapnya sebuah kerugian karena pernah berada di sekitar waktu yang sama dengannya,” lanjut Musetti (Liga Olahraga, 27 November 2025).

Menghargai Perbedaan dan Tekanan di Level Elite

Ia juga mengakui bahwa dirinya ingin mengadopsi beberapa kualitas yang dimiliki Sinner, namun tetap menjaga identitas dan gaya bermainnya sendiri. Musetti melihat bahwa meski berada di jalur yang sama, keduanya tumbuh dengan kecepatan dan karakter masing-masing.

“Apakah saya ingin memiliki beberapa kualitasnya? Ya, sambil sepenuhnya menghargai perbedaan kami. Kami berada di jalur yang berbeda tetapi sejajar, kami masing-masing tumbuh dengan kecepatan kami sendiri. Kami berdua harus menanggung tekanan dan selalu ada harapan tinggi terhadap kami,” pungkasnya (Liga Olahraga, 27 November 2025).

Simbol Rivalitas Sehat Tenis Italia

Pernyataan Musetti ini sekaligus memperlihatkan sisi lain dari persaingan olahraga, di mana rivalitas tidak selalu identik dengan permusuhan. Dalam konteks tenis Italia yang sedang berada di puncak kejayaan, hubungan positif antarpetenis justru menjadi fondasi penting untuk menjaga stabilitas, semangat kompetisi sehat, dan kesinambungan prestasi di panggung dunia.