26.11.2025
Waktu membaca: 3 menit

Sean Brady Buka Opsi Turun ke Lightweight Usai Kalah di UFC 322

Sean Brady Buka Opsi Turun ke Lightweight Usai Kalah di UFC 322

Sean Brady tengah menghadapi fase penting dalam kariernya setelah menelan kekalahan pahit di UFC 322. Petarung peringkat tujuh kelas welter UFC itu harus mengakui keunggulan Michael Morales lewat kekalahan TKO yang terjadi di Madison Square Garden, New York. Hasil tersebut membuat Brady tersingkir dari persaingan langsung menuju perebutan gelar juara, sekaligus memunculkan berbagai pertanyaan soal arah kariernya ke depan, termasuk kemungkinan turun ke kelas Lightweight.

Pertarungan tersebut juga menyorot perbedaan postur yang sangat mencolok antara Brady dan Morales. Bahkan sejak sesi timbang badan seremonial, jarak ukuran tubuh keduanya sudah tampak jelas, seolah-olah mereka bertarung di divisi berbeda. Kondisi ini memicu diskusi luas, termasuk di kalangan penggemar dan analis, soal apakah Brady sebenarnya terlalu kecil untuk bersaing di kelas welter yang semakin dipenuhi petarung bertubuh besar.

Opsi Turun Kelas Mulai Dipertimbangkan

Dalam episode terbaru podcast pribadinya, The BradyBagz Show, Brady akhirnya buka suara mengenai isu tersebut. Ia menjelaskan bahwa berdasarkan pengujian di UFC Performance Institute, dirinya sudah berada di batas maksimal massa otot untuk berat 170 pound.

“Saya rasa saya tidak terlalu kecil — saya sudah melakukan tes di UFC P.I., dan saya berada di massa otot maksimum di 170. Tapi ya, saya memang termasuk welterweight yang lebih kecil. Jika Anda melihat semua petarung di papan divisi ini, mereka semua di enam kaki,” ujar Brady.

Ia mengakui bahwa turun ke kelas Lightweight bukan hal yang mustahil, meski sangat berat untuk diwujudkan secara fisik. Menurutnya, masalah utama bukanlah kemampuan teknik atau kekuatan, melainkan dimensi tubuh.

“Ini sesuatu yang mungkin akan saya coba suatu saat nanti, mungkin mencoba turun ke 155. Itu akan sangat, sangat sulit. Ini bukan soal skill atau kekuatan — ini soal dimensi tubuh. Morales itu benar-benar monster. Saya dengar berat badannya di belakang mencapai 210 pound,” lanjutnya (MMA Mania, 26 November 2025).

Evaluasi Jujur Usai Kekalahan

Meski mengalami kekalahan menyakitkan, Brady mengaku tidak sepenuhnya hancur. Ia memahami risiko saat menerima tantangan melawan petarung tak terkalahkan seperti Morales. Baginya, dunia MMA memang penuh dinamika.

“Kadang kamu adalah palu, kadang kamu adalah paku,” ungkap Brady menggambarkan realitas keras olahraga ini.

Namun, ada rasa frustrasi tersendiri karena ia merasa tidak dapat menunjukkan seluruh hasil latihan selama masa persiapan, khususnya kemampuan grappling yang selama ini menjadi kekuatan utamanya.

“Dia tidak terlalu cepat, saya hanya tertangkap. Yang membuat saya kesal adalah saya tidak bisa menunjukkan semua yang saya latih selama camp. Seharusnya saya langsung melakukan takedown sejak awal. Ini menyebalkan, tapi juga membuat saya semakin bersemangat untuk kembali ke Octagon,” tambahnya (MMA Mania, 26 November 2025).

Target Lama Kembali Dibidik

Terlepas dari wacana turun ke Lightweight, Brady sudah mulai memikirkan langkah berikutnya di dalam kariernya. Ia menyebut satu nama yang masih mengganjal dalam catatan rekordnya, yakni Belal Muhammad. Belal adalah satu-satunya petarung lain selain Morales yang pernah mengalahkannya di dalam Octagon.

Rencana untuk membalas kekalahan itu menjadi motivasi besar baginya, sekaligus peluang untuk membuktikan bahwa dirinya masih layak diperhitungkan di jajaran elite MMA. Brady menegaskan bahwa kegagalan kali ini bukanlah akhir, melainkan awal dari fase baru yang lebih matang dalam perjalanan kariernya.

Dengan berbagai pertimbangan tersebut, masa depan Sean Brady kini berada di persimpangan penting: bertahan di welterweight dan terus beradaptasi dengan lawan-lawan bertubuh besar, atau mengambil risiko besar dengan turun ke kelas Lightweight demi menemukan performa terbaiknya.