26.11.2025
Waktu membaca: 4 menit

Ons Jabeur Ungkap Dua Legenda yang Menginspirasinya

Ons Jabeur Ungkap Dua Legenda yang Menginspirasinya

Perjalanan karier petenis putri Tunisia, Ons Jabeur, kembali menjadi sorotan setelah ia secara terbuka mengungkapkan kisah inspiratif di balik perjalanan tenisnya, termasuk menyebut dua juara Grand Slam yang sangat memengaruhi gaya bermain serta pola pikirnya di lapangan. Di usia 31 tahun, Jabeur telah mencatatkan namanya sebagai salah satu petenis Afrika paling sukses sepanjang sejarah, dengan torehan tiga kali finalis Grand Slam nomor tunggal serta pencapaian peringkat tertinggi dunia di posisi dua. Namun di balik prestasi tersebut, ia juga mengakui tengah menghadapi fase sulit dalam hidup dan kariernya. 

Tantangan Mental dan Keputusan Rehat dari Dunia Tenis

Dalam beberapa bulan terakhir, performa Ons Jabeur memang mengalami penurunan signifikan. Ia sempat mengungkapkan bahwa kondisi kesehatan mentalnya sedang tidak stabil dan memutuskan untuk rehat sementara dari dunia tenis setelah tersingkir di babak pertama Wimbledon 2025. Keputusan itu menandai jeda penting dalam kariernya, meskipun sebelumnya ia telah membuktikan kualitasnya sebagai runner-up Wimbledon 2022 dan 2023, serta finalis US Open 2022. Rehat tersebut kemudian diperpanjang setelah Jabeur mengumumkan kabar bahagia bahwa dirinya tengah mengandung anak pertamanya (Liga Olahraga, 26 November 2025).

Kehadiran di WTA Finals Riyadh Meski Tidak Bertanding

Meski tidak bertanding selama lima bulan, petenis Tunisia itu tetap mendapat undangan hadir di ajang WTA Finals Riyadh musim ini. Di ibu kota Arab Saudi tersebut, ia menjalani sejumlah kegiatan non-kompetitif, salah satunya memimpin lemparan koin dalam pertandingan antara Cori Gauff dan Jasmine Paolini. Momen tersebut membuktikan bahwa kehadirannya tetap dianggap penting dalam dunia tenis putri, baik sebagai figur inspiratif maupun simbol kemajuan tenis dari kawasan Afrika dan Timur Tengah. 

Wawancara The Tennis Pulse dan Sosok Inspiratif

Dalam kunjungannya di Riyadh, Ons Jabeur juga menjalani wawancara dengan kanal YouTube The Tennis Pulse. Dalam sesi tersebut, ia ditanya tentang sosok yang menginspirasinya sejak kecil. Tanpa ragu, Jabeur menyebut dua nama besar yang pernah berjaya di panggung Grand Slam, yakni Kim Clijsters dan Gabriela Sabatini. Kedua legenda itu disebut memiliki pengaruh besar terhadap cara pandangnya terhadap tenis, baik dari sisi teknis maupun kepribadian. 

Kekaguman Jabeur pada Kim Clijsters dan Gabriela Sabatini

“Saya suka menonton Kim Clijsters dan saya mendapat kesempatan untuk bertemu dengannya dan tentu saja Gabriela Sabatini, saya sangat mencintainya dan terima kasih apa yang anda katakan tentang saya,” ujar Jabeur dalam wawancara tersebut. Ia mengungkapkan kekagumannya bukan hanya pada kemampuan bermain mereka, tetapi juga pada karakter pribadi yang menurutnya luar biasa dan layak diteladani. 

Petenis berusia 31 tahun itu kemudian menambahkan bahwa kemudahan akses melalui platform digital membuatnya bisa kembali menonton pertandingan para idolanya. “Saya dulu jarang menonton TV, tetapi sekarang dengan YouTube dan semua yang ada, saya memiliki kesempatan untuk menontonnya bermain dan ia luar biasa, dan lebih luar biasa lagi sebagai seorang individu,” lanjutnya. Ia secara khusus mengkritisi betapa rendah hatinya Sabatini saat mereka bertemu secara langsung. 

“Tahukah anda, saat saya bertemu dirinya, ia orang yang sangat rendah hati dan saya ingin sekali bermain bersamanya. Kami belum pernah punya kesempatan untuk melakukannya, jadi semoga secepatnya,” imbuh Jabeur, merujuk pada impiannya untuk suatu saat tampil bersama Sabatini, meski hanya dalam laga ekshibisi. Pernyataan ini menunjukkan betapa dalam rasa hormat Jabeur terhadap legenda tenis Argentina tersebut (Liga Olahraga, 26 November 2025).

Tanggapan Gabriela Sabatini terhadap Ons Jabeur

Komentar tersebut kemudian mendapat tanggapan langsung dari Gabriela Sabatini dalam wawancara terpisah dengan Tennis Pulse. Saat ditanya siapa petenis modern yang paling ingin ia jadikan rival, Sabatini dengan tegas menyebut nama Ons Jabeur sebagai pilihannya. “Saya akan memilih Ons Jabeur,” ujar Sabatini. “Ya, saya mencintainya sebagai manusia dan sebagai petenis. Tentu saja saya menyukai cara bermainnya, ia adalah panutan yang hebat,” tuturnya (Liga Olahraga, 26 November 2025).

Masa Depan Karier dan Peringkat Terlindungi

Saat ini, Jabeur berada di peringkat 76 dunia dan dipastikan belum akan kembali bertanding dalam waktu dekat karena memprioritaskan kehamilan serta kesehatannya. Namun, ketika ia siap kembali ke tur WTA, ia akan mendapat fasilitas peringkat terlindungi yang memastikan tempatnya di turnamen-turnamen besar, termasuk Grand Slam. Dengan rekam jejak dan mentalitas kuat yang telah ia tunjukkan, banyak pihak meyakini Jabeur masih memiliki peluang besar untuk kembali bersaing di level tertinggi. 

Sosok Inspiratif di Dalam dan Luar Lapangan

Kisah Ons Jabeur tidak hanya menggambarkan perjuangan seorang atlet menghadapi tekanan karier dan kesehatan mental, tetapi juga memperlihatkan sisi manusiawi seorang juara yang tetap rendah hati dan penuh rasa hormat pada para pendahulunya. Di tengah jeda kompetitifnya, Jabeur justru memperkuat citranya sebagai figur inspiratif yang terus memberi teladan, baik di dalam maupun di luar lapangan tenis.