25.11.2025
Waktu membaca: 4 menit

Elena Rybakina Ungkap Cedera Mengkhawatirkan Jelang Musim 2026

Elena Rybakina Ungkap Cedera Mengkhawatirkan Jelang Musim 2026

Elena Rybakina kembali menjadi sorotan dunia tenis setelah membagikan kabar teranyar terkait kondisi fisiknya yang sempat mengkhawatirkan, meskipun ia baru saja menutup musim 2025 dengan performa luar biasa di WTA Finals. Petenis berusia 26 tahun itu tampil dominan di turnamen penutup musim tersebut dengan catatan tidak terkalahkan, sekaligus menunjukkan konsistensi dan mental juara yang kian matang di level tertinggi kompetisi tenis putri dunia.

Jalan Menuju Gelar WTA Finals dan Kemenangan Sabalenka

Sepanjang perjalanan menuju gelar WTA Finals, petenis peringkat 5 dunia itu sukses menundukkan sederet nama besar. Ia mengawali langkah impresifnya dengan mengalahkan Amanda Anisimova, kemudian menyingkirkan Iga Swiatek yang dikenal sebagai salah satu rival terkuat di tur WTA. Rybakina melanjutkan performa solidnya dengan mengalahkan Ekaterina Alexandrova dan Jessica Pegula sebelum akhirnya menutup turnamen dengan kemenangan prestisius petenis nomor satu dunia, Aryna Sabalenka, di partai final. Kemenangan tersebut sekaligus menegaskan kapasitasnya sebagai salah satu kekuatan utama tenis putri saat ini.

Rekam Jejak Gemilang Musim 2025

Musim 2025 pun menjadi tahun yang cukup produktif bagi juara Wimbledon 2022 tersebut. Selain gelar WTA Finals, Rybakina juga berhasil meraih dua titel lainnya, yakni di Ningbo dan Strasbourg. Tambahan itu membuat koleksi gelarnya kini mencapai 11 sepanjang karier profesionalnya di level WTA, sebuah pencapaian yang semakin memperkokoh posisinya di jajaran elite tenis dunia.

Update Cedera: Punggung, Kaki, dan Bahu

Namun di balik pencapaian tersebut, Rybakina mengungkapkan bahwa ia kini sedang menghadapi sejumlah masalah fisik yang tidak bisa dianggap sepele. Saat menjalani pramusim di Dubai, ia membagikan update jujur terkait kondisi beberapa bagian tubuhnya kepada media Sport Schrodinger. “Punggung saya sakit di awal musim. Rasanya frustrasi karena dimulainya di Australia, tetapi kami segera mengatasinya dengan beberapa latihan,” ujar Rybakina, mengisyaratkan bahwa gangguan di area punggung sempat memengaruhi persiapannya menjelang musim baru.

Lebih lanjut, Rybakina menegaskan bahwa masalah paling mengkhawatirkan justru berada di kakinya. Ia mengakui kondisi tersebut bersifat fluktuatif dan belum menunjukkan tanda-tanda akan pulih dalam waktu dekat. “Masalah kaki saya adalah yang paling mengkhawatirkan, terkadang membaik, terkadang memburuk. Selain latihan, kami juga melakukan berbagai prosedur rehabilitasi. Ini masalah yang tidak akan cepat teratasi,” ungkapnya, memperlihatkan betapa berhati-hatinya tim dalam menangani kondisi fisik sang petenis.

Selain punggung dan kaki, Rybakina juga sempat mengalami gangguan pada bahunya. Beruntung, cedera tersebut tidak tergolong serius dan tidak memerlukan tindakan medis khusus. “Mengenai bahu saya, itu terjadi di turnamen terakhir dan tidak memerlukan intervensi atau perawatan medis apa pun. Saya beristirahat di sana dan rasa sakitnya hilang. Sakit bahu itu karena bermain di banyak turnamen berturut-turut dan banyak melakukan servis. Secara keseluruhan, kondisinya terkendali. Sebagai tim, kami berhasil menghindari cedera serius dan operasi,” jelasnya, menunjukkan sisi optimistis terhadap proses pemulihan (Liga Olahraga, 25 November 2025).

Turnamen Favorit dan Motivasi Memulai Musim Baru

Di tengah kekhawatiran soal cedera, Rybakina juga berbicara mengenai turnamen dan kalender yang paling membuatnya bersemangat. Ia menyebut Australia sebagai tempat yang selalu memberinya motivasi ekstra setiap awal musim. “Saya selalu menikmati memulai musim yang baru di Australia. Saya bersemangat dan merasa seperti sedang mengikuti turnamen, bukan hanya berlatih,” katanya, menegaskan rasa antusiasnya menyambut kompetisi awal tahun.

Ia juga mengungkapkan kecintaannya terhadap turnamen Grand Slam yang selalu menghadirkan atmosfer kompetitif tinggi. Menurutnya, dukungan penonton di berbagai belahan dunia turut memberikan energi positif saat bertanding. “Secara keseluruhan, saya sangat menyukai Australia. Semua turnamen Grand Slam juga menginspirasi dengan atmosfer dan keinginan untuk berprestasi. Musim lalu, saya melewatkan seluruh turnamen di Asia, tetapi saya sangat suka bagaimana orang-orang datang dan menyemangati saya di Cina,” tutur Rybakina (Liga Olahraga, 25 November 2025).

Pengalaman Spesial di Billie Jean King Cup dan Cincinnati

Tak hanya itu, pengalaman membela negaranya di Billie Jean King Cup juga menjadi salah satu momen spesial dalam kariernya. Ia menyebut atmosfer pertandingan di Kazakhstan sebagai sesuatu yang sangat berkesan. Selain itu, turnamen Cincinnati musim ini juga memberikan kesan mendalam baginya karena banyaknya perubahan positif yang ia rasakan sepanjang musim. “Saat kami bertanding di Billie Jean King Cup di Kazakhstan, itu pengalaman yang sangat keren. Dan Cincinnati musim ini sungguh mengejutkan, ada banyak perubahan besar selama satu musim terakhir dan saya sangat menikmatinya kali ini,” tambahnya (Liga Olahraga, 25 November 2025).

Rencana Awal Musim 2026 dan Fokus Pemulihan

Meski United Cup akan menjadi pembuka musim baru, Rybakina telah memutuskan untuk mengawali kiprahnya di musim 2026 melalui turnamen Brisbane. Keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan kondisi fisik dan strategi tim agar ia bisa tampil optimal sepanjang musim, sembari tetap menjaga kebugaran dan menghindari risiko cedera yang lebih serius.

Secara keseluruhan, Rybakina kini berada dalam fase krusial antara menjaga performa puncaknya dan memastikan proses pemuluhan berjalan maksimal. Keterbukaannya mengenai kondisi fisik menunjukkan profesionalisme sekaligus kewaspadaan, mengingat tuntutan kalender tenis modern kerap memforsir stamina dan daya tahan atlet di level tertinggi.