24.11.2025
Waktu membaca: 4 menit

Italia Juara Davis Cup Lagi, Reaksi Emosional Para Pemain

Italia Juara Davis Cup Lagi, Reaksi Emosional Para Pemain

Kemenangan Tim Italia pada Davis Cup Finals kembali menegaskan dominasi mereka di ajang beregu paling prestisius dalam dunia tenis putra. Setelah keputusan diambil untuk memindahkan lokasi turnamen dari Malaga, Spanyol, ke Bologna, Italia, penyelenggara berharap perubahan ini mampu menarik lebih banyak perhatian publik sekaligus menjaga relevansi kompetisi di tengah kalender tenis yang semakin padat. Harapan tersebut akhirnya terjawab, bukan hanya dari antusiasme penonton, tetapi juga dari performa luar biasa tuan rumah yang berhasil kembali mengangkat trofi untuk ketiga kalinya secara beruntun.

Namun perjalanan menuju gelar juara tidaklah mudah. Absennya dua megabintang tenis dunia, Jannik Sinner dan Carlos Alcaraz, menjadi pukulan tersendiri bagi penyelenggara. Sinner yang merupakan petenis peringkat 2 dunia memilih untuk tidak berpartisipasi, sementara Alcaraz mengundurkan diri karena cedera. Kondisi ini membuat Davis Cup Finals kehilangan daya tarik global yang biasanya ditopang oleh nama-nama besar di puncak peringkat ATP.

Berrettini dan Cobolli Tampil sebagai Pahlawan Italia

Di tengah minimnya kehadiran bintang utama, justru Matteo Berrettini dan Flavio Cobolli tampil sebagai pahlawan bagi publik Italia. Keduanya mampu keluar dari bayang-bayang kompatriot mereka yang lebih difavoritkan seperti Sinner dan Lorenzo Musetti, lalu memimpin Italia meraih gelar juara Davis Cup dengan performa penuh determinasi. Pertandingan final pun menjadi ajang pembuktian karakter dan mental juara bagi dua petenis tersebut .

Flavio Cobolli tidak mampu menyembunyikan emosinya usai memastikan kemenangan timnya. Ia menggambarkan momen tersebut sebagai pengalaman yang nyaris tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

“Sungguh mustahil untuk mendeskripsikan perasaan ini. Saya banyak bermimpi untuk malam ini. Saya memainkan pertandingan yang mengagumkan hari ini. Saya tidak tahu bagaimana saya menang. Pertandingannya sengit,” ujar Cobolli penuh haru (Liga Olahraga, 24 November 2025).

Emosi Cobolli dan Mental Juara di Partai Final

Lebih lanjut, Cobolli mengakui bahwa tekanan untuk menang demi negara membuat pertandingan terasa sangat emosional. Ia bahkan menyebut dirinya seperti kehilangan kesadaran akan sekitar karena fokus sepenuhnya tercurah pada kemenangan.

“Kadang-kadang anda belajar, tetapi anda tidak pernah kalah. Jika anda memberikan semua yang anda miliki dalam hati anda… Saya tidak tahu apa yang saya lakukan hari ini. Saya tidak tahu di mana saya. Satu-satunya hal yang saya ketahui adalah saya Juara Dunia,” tambahnya (Liga Olahraga, 24 November 2025).

Filippo Volandri Soroti Kekuatan Tim dan Solidaritas Skuad

Kapten tim Italia, Filippo Volandri, juga mengekspresikan perasaan emosionalnya pencapaian bersejarah tersebut. Meski ini adalah gelar ketiga secara beruntun, ia mengaku tetap tak kuasa menahan air mata.

“Kali ketiga secara beruntun, tetapi saya menangis dan saya tidak menangis untuk kali pertama. Ini sesuatu yang luar biasa,” ucap Volandri.

Ia menekankan bahwa keberhasilan Italia bukan hanya soal teknik dan strategi, tetapi juga soal kekuatan kebersamaan tim. Bahkan pemain yang tidak hadir secara fisik tetap dianggap berkontribusi secara emosional terhadap semangat juang tim.

“Kami juga merasakan para petenis yang tidak ada di sini, tetapi rasanya mereka ada di sini seperti Jannik, Matteo Arnaldi, Lorenzo. Ini tim yang besar dan hanya jika anda memiliki tim yang besar, maka anda bisa meraih hasil luar biasa ini,” lanjut Volandri (Liga Olahraga, 24 November 2025).

Reaksi Jannik Sinner dan Sorotan Final yang Tak Terduga

Tidak ingin tertinggal, Jannik Sinner pun memberikan dukungan moral kepada rekan-rekannya melalui media sosial. Melalui Instagram, ia menuliskan pesan singkat namun sarat makna, “Selamat untuk kemenangan yang luar biasa ini,” sebagai bentuk apresiasi keberhasilan tim nasional Italia (Liga Olahraga, 24 November 2025).

Di sisi lain, fakta bahwa final dimenangkan oleh petenis yang bukan berasal dari jajaran Top 10 dunia sempat memicu kekhawatiran penyelenggara. Namun justru realita tersebut memperlihatkan bahwa Davis Cup tetap mampu menghadirkan drama, kejutan, dan kisah heroik yang memikat penggemar tenis di seluruh dunia. Kemenangan Spanyol sekaligus mengukuhkan Italia sebagai kekuatan kolektif yang solid, bukan hanya bergantung pada satu atau dua bintang besar.

Hadiah dan Makna Besar bagi Era Keemasan Tenis Italia

Sebagai juara, Tim Italia berhak hadiah uang sebesar 2 juta dolar AS, meski jumlah tersebut menurun dibandingkan musim sebelumnya yang mencapai 2.678.571 dolar AS. Sementara itu, tim Spanyol membawa pulang hadiah sebesar 1,5 juta dolar AS. Terlepas dari nominal hadiah, momen kejayaan ini menjadi simbol kebangkitan dan era keemasan baru tenis Italia di panggung internasional.