20.11.2025
Waktu membaca: 3 menit

Makhachev Mantapkan Status No.1 P4P Usai UFC 322

Makhachev Mantapkan Status No.1 P4P Usai UFC 322

Kemenangan dominan Islam Makhachev di UFC 322 menjadi momen penting yang menegaskan kualitasnya sebagai salah satu petarung terbaik dalam sejarah UFC. Pada Sabtu malam di New York City, Makhachev berhasil menjadi juara dua divisi ke-11 dalam sejarah UFC setelah mengalahkan Jack Della Maddalena untuk merebut gelar kelas welter. Pertarungan tersebut berlangsung sepenuhnya satu arah, dengan Makhachev mendikte ritme dan menahan tekanan lawan sejak ronde pertama. 

Javier Mendez: Makhachev Layak Jadi No. 1 Pound-for-Pound

Pelatih kepala AKA, Javier Mendez, mengungkapkan rasa puas performa luar biasa yang ditampilkan anak didiknya. Dalam wawancara dengan Submission Radio, Mendez menyatakan bahwa kemenangan tersebut melengkapi semua keraguan tentang siapa petarung pound-for-pound terbaik saat ini.

“Saya merasa senang. Saya merasa Islam telah membuktikan bahwa ia layak berada di posisi nomor satu pound-for-pound,” ujar Mendez. “Saya pikir banyak orang sudah menganggap dia petarung terbaik, tetapi sekarang status itu semakin kuat. Tidak seharusnya ada lagi pertanyaan tentang siapa petarung pound-for-pound terbaik saat ini, dan itu adalah dia” (MMA Fighting, 20 November 2025).

Mendez juga menambahkan bahwa Makhachev berpotensi menjadi yang terbaik sepanjang masa jika terus mempertahankan tren kemenangan. “Jika ia terus berjalan seperti ini, ia bisa saja menjadi yang terbaik sepanjang masa. Tapi mari kita lihat dulu beberapa pertarungan ke depan sebelum melompat ke kesimpulan itu,” lanjutnya.

Kritik pada Della Maddalena Dinilai Kurang Tepat

Hasil pertandingan yang sangat timpang memicu kritik terhadap performa Jack Della Maddalena, yang dinilai tidak mampu memberikan perlawanan berarti. Namun Mendez menilai kritik tersebut tidak tepat. Menurutnya, penampilan Makhachev yang terlalu dominan justru membuat lawan terlihat jauh lebih buruk.

“Perlu digarisbawahi, saya sudah bilang kepada kalian bahwa jika pertarungan terlihat mudah, itu karena kami bekerja keras untuk itu,” ujar Mendez. “Bukan berarti Jack bukan juara hebat—dia hebat. Hanya saja Islam berada di level berbeda dari siapa pun saat ini.”

Perbedaan kecepatan menjadi salah satu faktor penentu. Mendez menyebut bahwa gap antara keduanya “bagaikan siang dan malam.” Ia menginstruksikan strategi “matador style” yang membuat Makhachev mampu menjaga jarak, menghindar, dan mengendalikan seluruh aspek pertarungan.

“Banyak orang tidak memberi Jack kredit yang layak. Tunggu saja petarung berikutnya yang melawannya — mereka pikir bisa melakukan hal yang sama seperti Islam? Semoga beruntung,” tegas Mendez (MMA Fighting, 20 November 2025).

Siap Sambut Tantangan Baru Termasuk Ilia Topuria

Masa depan Makhachev kini penuh kemungkinan, terutama setelah memegang gelar di dua divisi. Ada banyak calon penantang potensial, termasuk juara kelas ringan Ilia Topuria yang sudah melontarkan komentar menantang Makhachev.

“Mari kita lihat apa yang terjadi. Jika UFC menawarkan Topuria, tidak masalah,” kata Mendez. “Saya tidak bisa menjawab untuk Islam, tetapi bagi saya tidak masalah. Cepat atau lambat kami akan bertemu dengannya” (MMA Fighting, 20 November 2025).

Mendez menyebut bahwa duel melawan Topuria berpotensi menjadi sejarah baru. Jika Topuria naik kelas atau Makhachev turun, itu bisa menjadi peluang unik untuk mencetak rekor sebagai petarung pertama yang mengejar gelar di tiga divisi berbeda.

Penegasan Status sebagai Raja Baru UFC

Dengan kemenangan ini, Islam Makhachev hampir pasti kembali menempati posisi teratas peringkat pound-for-pound UFC. Dominasinya di dua divisi, kemampuan grappling kelas dunia, serta taktik dan kedisiplinan tinggi membuatnya kini dianggap berada pada level tersendiri di para pesaingnya.

Performa di UFC 322 bukan hanya kemenangan, melainkan sebuah pernyataan bahwa Makhachev sedang berada di masa keemasan kariernya dan siap menulis babak besar berikutnya dalam sejarah UFC.