19.11.2025
Waktu membaca: 4 menit

Dana White Ungkap Bentrokan Fisik dengan Ngannou

Dana White Ungkap Bentrokan Fisik dengan Ngannou

Presiden UFC, Dana White, kembali menyoroti hubungannya yang penuh ketegangan dengan mantan juara kelas berat UFC, Francis Ngannou. Dalam sebuah pernyataan panjang, Dana mengungkap sejumlah insiden lama yang menurutnya menunjukkan perilaku buruk sang petarung. Ia bahkan menyebut Ngannou sebagai “pria yang buruk” dan menegaskan bahwa citra publik Ngannou tidak mencerminkan sikap aslinya di balik layar.

Insiden Pertama: Perselisihan Bonus Pertarungan

Presiden UFC itu menjelaskan bahwa masalah serius pertama terjadi ketika Ngannou tidak mendapatkan bonus penampilan usai salah satu kemenangannya. Ngannou, menurut White, datang langsung ke kantor UFC dalam keadaan marah. Saat itu, ia baru selesai bertarung dan sedang berada di kawasan UFC Performance Institute, tempat para atlet mendapatkan akses fasilitas tanpa biaya.

White menceritakan bahwa Ngannou mendatangi kantornya karena kecewa tidak mendapatkan bonus sebesar sekitar Rp800 juta tersebut. Ia menegaskan bahwa sudah ada alasan jelas mengapa bonus itu diberikan kepada petarung lain. Namun, Ngannou tetap bersikeras dan terus berdebat.

Menurut White, saat ia hendak mengakhiri percakapan dan meninggalkan ruangan, Ngannou tiba-tiba menarik kerah bajunya dan mendorongnya kembali masuk ke kantor. Saat itu White memperingatkannya agar tidak menyentuh dirinya. Dari cara Ngannou memandang dan bereaksi, White mengaku melihat sisi lain dari sang petarung yang tidak pernah disorot publik (MMA Fighting, 19 November 2025).

Klaim Bentrokan Fisik dengan Pejabat UFC Lainnya

Selain insiden di kantornya, sang bos UFC itu juga menyebut adanya kejadian serupa yang menimpa Hunter Campbell, pejabat tinggi UFC yang menangani negosiasi kontrak dan banyak urusan penting organisasi.

White mengungkap bahwa ketika Campbell berbalik untuk mengakhiri pembicaraan, Ngannou tiba-tiba menarik bagian belakang kerahnya dan memaksanya untuk tetap melanjutkan pembahasan. White menilai tindakan tersebut sebagai sikap tidak sopan dan agresif yang tidak dapat diterima.

“Dia bukan orang yang baik,” tegas White dalam laporan tersebut, sambil menambahkan bahwa apa yang terjadi menunjukkan sifat asli mantan juara tersebut (MMA Fighting, 19 November 2025).

Kekhawatiran Sejak Persiapan Lawan Stipe Miocic

Orang nomor satu di UFC ini mengaku bahwa kekhawatirannya terhadap perilaku Ngannou bukanlah hal baru. Ia bahkan menyebut kejadiannya sudah muncul sejak tahun 2018, saat Ngannou mendapatkan kesempatan pertama merebut sabuk juara kelas berat melawan Stipe Miocic.

Menurut CEO UFC itu, menjelang pertarungan tersebut, Ngannou dengan percaya diri mendatanginya dan menyatakan bahwa setelah ia menang, UFC wajib menyediakan pesawat pribadi untuk membawanya pulang ke Paris. Permintaan itu disampaikan sebagai tuntutan, bukan sekadar harapan. White mengaku sempat menganggapnya sebagai gurauan, tetapi Ngannou memastikan bahwa itu adalah permintaan serius.

Setelah pertarungan berlangsung dan Ngannou mengalami kekalahan telak dari Miocic, White mengatakan bahwa percakapan mengenai pesawat pribadi itu langsung “hilang dengan sendirinya”. Ia bahkan menyebut dirinya sempat ingin memutus kontrak Ngannou pada hari itu juga (MMA Fighting, 19 November 2025).

Retaknya Hubungan Saat Negosiasi Kontrak Terakhir

Puncak keretakan hubungan antara UFC dan Ngannou terjadi setelah ia mengalahkan Ciryl Gane dalam laga perebutan gelar. Ketika negosiasi kontrak baru berlangsung, Ngannou mengajukan beberapa permintaan besar, termasuk keinginan untuk bertinju sambil tetap terikat kontrak UFC, serta syarat-syarat tambahan lain yang dianggap memberatkan.

Ketika kedua pihak tidak mencapai kesepakatan, Ngannou memilih hengkang dari UFC sebagai agen bebas, kemudian menandatangani kontrak dengan PFL.

White menegaskan bahwa dirinya tidak menyesali kepergian Ngannou. Ia bahkan mengatakan pihak lain yang kini bekerja sama dengan Ngannou kemungkinan besar juga akan merasakan hal yang sama di kemudian hari. Menurut White, pengalaman pribadi selama bertahun-tahun membuatnya yakin bahwa sifat asli Ngannou tidak seperti yang tampak di depan kamera (MMA Fighting, 19 November 2025).

Penilaian White: “Dia Bukan Orang Baik”

Pemimpin organisasi UFC itu menutup pernyataannya dengan kembali menegaskan bahwa Ngannou adalah sosok yang menurutnya tidak jujur mengenai siapa dirinya. Ia menilai bahwa citra rendah hati yang sering diperlihatkan Ngannou hanyalah topeng.

White juga menyebut bahwa pihak-pihak yang kini bekerja sama dengan Ngannou pada akhirnya akan mengetahui sendiri kesulitan yang ia maksud. Ia yakin bahwa pengalaman panjangnya bekerja langsung dengan Ngannou cukup untuk memahami seperti apa perilaku sebenarnya dari petarung asal Kamerun tersebut.