12.11.2025
Waktu membaca: 5 menit

PSSI Tertarik Gaet Heimir Hallgrímsson Pelatih Irlandia

PSSI Tertarik Gaet Heimir Hallgrímsson Pelatih Irlandia

Nama Heimir Hallgrímsson kembali mencuat di pemberitaan sepak bola nasional setelah media Irlandia melaporkan bahwa pelatih asal Islandia itu kini masuk dalam bursa calon pelatih Timnas Indonesia. Menurut laporan Independent.ie (11/11), kontraknya bersama Federasi Sepak Bola Irlandia tidak akan diperpanjang setelah hasil buruk di Kualifikasi Piala Dunia 2026, dan pihak PSSI disebut tertarik menjajaki kemungkinan mendatangkannya.

Menariknya, jauh sebelum rumor ini muncul, Hallgrímsson pernah mendoakan Timnas Indonesia agar bisa tampil di Piala Dunia, sebuah pernyataan yang kini terasa seperti pertanda. Dalam wawancara yang dikutip Okezone Bola (12/11), pelatih berusia 57 tahun itu sempat berkata:

“Saya tahu Indonesia sangat mencintai sepak bola. Semoga suatu hari mereka bisa bermain di Piala Dunia.”

Ucapan itu disampaikan saat dirinya masih menjadi pelatih Islandia di tahun 2018, usai membawa timnya tampil di turnamen terbesar dunia. Kini, tujuh tahun berselang, nama Hallgrímsson justru muncul di daftar calon pelatih skuad Garuda.

Dari Dokter Gigi ke Panggung Piala Dunia

Hallgrímsson bukan tipikal pelatih yang lahir dari sistem glamor Eropa. Sebelum terjun ke dunia profesional, ia adalah seorang dokter gigi di kota kecil Vestmannaeyjar, Islandia. Namun, kecintaannya pada sepak bola membuatnya terus aktif melatih tim lokal hingga akhirnya dipercaya menjadi asisten pelatih Timnas Islandia pada 2011.

Perjalanan kariernya mencapai puncak saat ia membawa Islandia tampil di Euro 2016, bekerja sama dengan Lars Lagerbäck. Di turnamen itu, Islandia menciptakan salah satu momen paling bersejarah dalam sepak bola modern dengan menyingkirkan Inggris di babak 16 besar. Wajah tenang dan pendekatan humanis Hallgrímsson menjadikannya sosok yang dihormati, bukan hanya karena taktik, tapi juga karena kemampuannya membangun rasa percaya diri di tim yang kecil namun kompak.

Setelah sukses di Euro dan kemudian meloloskan Islandia ke Piala Dunia 2018, Hallgrímsson sempat melatih klub Al-Arabi di Qatar dan kemudian menukangi Timnas Jamaika sebelum akhirnya bergabung dengan Timnas Irlandia pada 2023 (Independent.ie, 11/11).

PSSI Tertarik Karena Rekam Jejaknya

Menurut laporan internal yang dikutip Bola.net (12/11), PSSI kini tengah mempertimbangkan beberapa nama untuk mengisi kursi pelatih kepala setelah kontrak pelatih sebelumnya tidak diperpanjang. Kriteria yang dicari adalah pelatih dengan pengalaman internasional dan kemampuan membangun tim dengan sumber daya terbatas dua hal yang dimiliki Hallgrímsson.

“Dia cocok dengan visi kami untuk membawa Indonesia ke level yang lebih tinggi,” ungkap salah satu sumber dari federasi kepada Bola.net (12/11).

Kekuatan utama Hallgrímsson adalah kemampuannya memotivasi pemain dan menciptakan sistem permainan kolektif. Di Islandia, ia tidak memiliki pemain bintang, namun mampu menyatukan tim dengan prinsip “semua harus berlari, semua harus bertahan”. Filosofi ini dinilai cocok dengan karakter pemain Indonesia yang dikenal memiliki semangat tinggi dan kecepatan, namun masih membutuhkan organisasi taktik yang lebih rapi.

Filosofi yang Sejalan dengan Garuda

Dalam wawancara lamanya, Hallgrímsson menyebut bahwa keberhasilan Islandia bukan karena kualitas individu, melainkan soliditas dan kerja sama tim.

“Dalam tim kecil, tidak ada superstar. Semua pemain adalah pekerja keras,” katanya kepada Okezone Bola (12/11).

Pendekatan itu sejalan dengan semangat yang sedang dibangun di skuad Garuda saat ini menumbuhkan mental kolektif dan disiplin taktik daripada hanya mengandalkan flair individu. Jika benar ia datang ke Indonesia, Hallgrímsson bisa membawa gaya bermain yang lebih modern: pressing tinggi, transisi cepat, dan fokus pada keseimbangan antarlini.

Pendekatan semacam ini terbukti ampuh di negara-negara kecil Eropa yang mampu bersaing di level elite, seperti Denmark, Slovenia, dan tentu saja Islandia.

Namun, bila rumor ini benar-benar menjadi kenyataan, Hallgrímsson akan menghadapi tantangan besar di Indonesia. Pertama, ia harus beradaptasi dengan budaya dan sistem sepak bola lokal. Cuaca tropis, jarak perjalanan antarwilayah yang jauh, hingga jadwal liga yang padat bisa menjadi kendala awal.

Kedua, ekspektasi publik Indonesia sangat tinggi. Setiap hasil imbang atau kekalahan langsung menjadi sorotan di media sosial. Bahkan pelatih sekelas Shin Tae-yong pun sempat menghadapi kritik keras di awal masa jabatannya (Okezone Bola, 12/11).

Ketiga, ia harus membangun komunikasi yang baik dengan klub Liga 1 dan federasi. Banyak pelatih nasional sebelumnya kesulitan mendapatkan izin pemain karena bentrok jadwal kompetisi. Untuk bisa sukses, Hallgrímsson harus mampu menjadi diplomat sekaligus pelatih.

Menurut laporan Independent.ie (11/11), kontrak Hallgrímsson bersama Federasi Sepak Bola Irlandia akan berakhir pada Maret 2026. Namun, federasi dikabarkan tengah mengevaluasi posisi pelatih lebih cepat menyusul hasil minor di babak kualifikasi. Hal ini membuka peluang bagi PSSI untuk melakukan pendekatan sebelum akhir tahun.

Meski begitu, belum ada negosiasi resmi yang dikonfirmasi kedua pihak. Namun, rumor ini menunjukkan bahwa Indonesia mulai serius mengincar pelatih berpengalaman yang bisa membawa perubahan struktural, bukan sekadar mengejar hasil jangka pendek.

Dampak Jika Hallgrímsson Bergabung

Jika benar menduduki kursi pelatih, kehadiran Hallgrímsson dapat membawa beberapa dampak besar bagi sepak bola Indonesia:

  1. Peningkatan Profesionalisme
    Metodologi latihan, disiplin waktu, dan standar evaluasi pemain akan meningkat. Hallgrímsson dikenal sebagai sosok yang detail dan menghargai proses. 
  2. Citra Global Indonesia
    Kedatangan pelatih yang pernah tampil di Piala Dunia akan menaikkan pamor sepak bola Indonesia di mata dunia. Media internasional tentu akan meliputnya, sebagaimana ketika Shin Tae-yong pertama kali datang dari Korea Selatan. 
  3. Regenerasi Pemain
    Hallgrímsson terbukti berani memberi kesempatan kepada pemain muda di Islandia dan Jamaika. Hal ini bisa menjadi momentum emas bagi generasi muda Garuda seperti Marselino Ferdinan, Ivar Jenner, hingga Rizky Ridho. 

Namun, semua perubahan itu hanya akan berhasil jika federasi memberi ruang bagi pelatih untuk bekerja bebas dari tekanan politik dan ekspektasi instan.

Jika kabar ini terealisasi, perjalanan Hallgrímsson akan menjadi kisah unik: pelatih yang dulu mendoakan Indonesia lolos ke Piala Dunia, kini justru bisa menjadi bagian dari jalan menuju mimpi itu.

Dari seorang dokter gigi di kota kecil Islandia hingga menjadi arsitek tim yang pernah mengalahkan Inggris di Euro, kini mungkin ia akan menghadapi tantangan baru di negeri sepak bola penuh emosi Indonesia.

Apakah doa lama Hallgrímsson akan berbalik menjadi kenyataan? Waktu yang akan menjawab, namun satu hal pasti: jika semangatnya sama seperti dulu di Islandia, maka Garuda sedang bersiap memasuki era baru.