12.11.2025
Waktu membaca: 3 menit

UFC 322: Makhachev Belum Layak Disebut Petarung Terhebat

Islam Makhachev Belum Layak Disebut Petarung Terhebat

Mantan petarung UFC kelas ringan dan welter, Matt Brown, menilai bahwa Islam Makhachev memang luar biasa, tetapi belum layak disebut sebagai petarung terhebat sepanjang masa meski mampu menaklukkan Jack Della Maddalena di UFC 322. Menurutnya, status “Greatest of All Time” (GOAT) masih terlalu jauh untuk disematkan kepada sang petarung asal Dagestan tersebut.

Pengakuan Kehebatan Makhachev di Kelas Ringan

Matt Brown mengakui kemampuan Makhachev di kelas ringan sudah tidak perlu diragukan lagi. “Dia petinju kelas ringan terhebat sepanjang masa,” kata Brown seperti dikutip Juara.net dari MMA Fighting. 

Brown menambahkan bahwa Makhachev telah menuntaskan semua tantangan di kelas ringan dan pantas disebut sebagai penguasa mutlak di divisi tersebut. Namun, menurutnya, prestasi di satu kelas tidak cukup untuk menempatkannya sejajar dengan nama-nama besar seperti Anderson Silva, Jon Jones, atau Georges St-Pierre.

“Saya rasa itu sudah pasti. Saya rasa sudah selesai (kelas ringan). Saya tidak tahu apa pengaruhnya ini untuknya dalam hal gelar terhebat sepanjang masa atau pound-for-pound atau semacamnya,” ujar Brown (Juara.net, 12 November 2025).

Jalan Panjang Menuju Status “Greatest of All Time”

Dalam pandangan Brown, untuk bisa disebut sebagai petarung terbaik sepanjang masa, Makhachev harus menunjukkan dominasi lintas divisi dan mempertahankan gelar dalam jangka waktu panjang. “Dia masih punya jalan panjang untuk menjadi salah satu petarung terhebat sepanjang masa jika kita bicara tentang Anderson Silva, Jon Jones, dan orang-orang seperti mereka,” papar Brown.

Jon Jones tercatat memiliki 16 kemenangan dalam pertarungan perebutan sabuk di kelas berat, sedangkan Georges St-Pierre mempertahankan gelar kelas welter selama sembilan kali berturut-turut dan mengantongi dua sabuk juara dari dua kelas berbeda. Anderson Silva sendiri memegang rekor 10 kemenangan beruntun, sementara Demetrious Johnson mampu mencatatkan 11 kemenangan berturut-turut di divisi flyweight.

Dengan perbandingan tersebut, Brown menilai Makhachev belum mendekati level mereka. “Dia masih punya jalan panjang untuk mencapai itu, jadi kita belum bisa menempatkannya begitu saja di sana,” ujarnya (Juara.net, 12 November 2025).

Tantangan Berat di Kelas Welter

Islam Makhachev dijadwalkan menghadapi Jack Della Maddalena di UFC 322 pada 16 November 2025. Duel tersebut akan menjadi ujian berat bagi sang juara lightweight yang mencoba peruntungan di kelas welter. Menurut Brown, justru di sinilah Makhachev akan benar-benar diuji.

“Dia akan menghadapi pertarungan sengit di depannya,” ucap Brown. “Kalau bicara soal Shavkat (Rakhmonov) dan Sean Brady, maksud saya dia masih punya banyak pekerjaan rumah,” tambahnya (Juara.net, 12 November 2025).

Brown menilai bahwa tipe lawan seperti Rakhmonov dan Brady akan benar-benar menguji batas kemampuan Makhachev di kelas baru. “Saya pikir tipe lawan yang harus dia hadapi benar-benar memperkuat rekor terbaiknya, jika dia bisa terus melaju,” ujarnya.

Namun, Brown juga menyadari sulit bagi Islam untuk menyamai rekor para legenda UFC. “Sulit bagi Islam untuk membukukan rekor tersebut, itu adalah fakta,” tutur Brown.

Syarat Jadi Legenda Sejati

Menurut Brown, Islam Makhachev harus menorehkan setidaknya empat kemenangan beruntun dalam perebutan sabuk kelas welter untuk bisa disandingkan dengan nama-nama besar dalam sejarah UFC. “Jika Islam meraih empat kemenangan beruntun di kelas welter, saya pikir itu adalah alasan kuat untuk menjadi yang terhebat,” kata Brown.

“Dia membutuhkan lebih banyak angka, angka yang lebih tinggi, hanya saja dia belum melakukannya cukup lama,” pungkasnya (Juara.net, 12 November 2025).