10.11.2025
Waktu membaca: 3 menit

Momen Juara Blast Slam di Singapura Tinggalkan Kesan Luar Biasa Bagi Whitemon

Tundra Esports featuring Whitemon 2025

Perolehan gelar juara Blast Slam 4 yang ditutup di Singapura malam lalu (09/11) sepertinya telah meninggalkan kesan spesial bagi para personil Tundra Esports yang berkompetisi di hadapan ratusan pendukung yang memadati Singapore Indoor Stadium, terutama untuk Matthew “Whitemon” Filemon.

Dikenal sebagai salah satu pemegang peran support dengan fleksibilitas dan penempatan posisi terbaik di Indonesia maupun kancah Asia Tenggara, tak mengherankan bila Whitemon mendapatkan pujian tertinggi dari para penonton yang menyaksikan aksinya secara langsung. Sebagian besar bahkan telah melabelinya sebagai yang terbaik di dunia usai melihat penampilannya semalam.

Selain itu, penampilannya mengundang perhatian besar karena ini adalah pertama kalinya Ia menginjakkan kaki dalam kompetisi yang digelar di Asia Tenggara setelah 2 tahun berselang. Terakhir kali, pemain berusia 25 tahun itu tampil dalam kompetisi offline di region ini saat menjalani ESL One Kuala Lumpur pada tahun 2023.

Euforia para penggemar Whitemon turut membuncah saat timnya menghadapi Team Falcons yang berstatus sebagai juara dunia tahun ini. Tak ayal, kemenangan di Singapura menjadi sesuatu yang berkesan bagi mereka maupun Whitemon sendiri, yang mengakui bahwa ada perbedaan yang dirasakan ketika mengangkat piala ini di Eropa dan di Singapura.

Dalam sesi interview yang dilakukan via Rosesa, Ia mengatakan bahwa momen selepas babak final kemarin sempat membuatnya merasa pusing karena untuk pertama kalinya Ia menyaksikan langsung kemeriahan yang lebih spektakuler, plus efek dari permainan intens yang membuatnya harus fokus selama berhari-hari. Walau demikian, Ia merasa bersyukur karena dukungan dan pujian di sana memberinya motivasi untuk terus berusaha sampai akhir.

“Kesannya? Jujur, nggak tahu lah, karena ada perasaan capek, pusing, campur aduk semua. Tapi senang sih, karena akhirnya bisa angkat trofi di hadapan penonton.

Diberi (dukungan) itu lumayan ngaruh sih, karena dengar, kayak, teriak-teriak gitu, support kita, pada teriakin nickname gue juga. Lumayan happy lah, karena walau pas kita kalah tetap di-support. Diteriakin kayak gitu lumayan ngebantu.”

Sekadar informasi, Tundra mengalami babak final yang cukup seru nan unik karena mereka berhasil memukul Falcons untuk memasuki game penentuan yang dimainkan dengan draft yang sama dari Game 4. Dan sesuai yang dikatakan Whitemon, dukungan para penonton sejatinya memberi dorongan semangat yang signifikan, hingga mereka bisa membalikkan keadaan dan mempertahankan mahkotanya.

Whitemon ingin teruskan rekor di Chengdu

Dengan kemenangan tersebut, Tundra mencetak rekor baru yang cukup berat untuk diikuti oleh tim-tim lainnya dalam beberapa putaran ke depan. Mereka bahkan berpotensi menambah koleksi satu lagi dalam edisi kelima yang akan menjadi penutup rangkaian Blast Slam tahun 2025 ini.

Kesempatan ini tentunya telah diincar oleh para personil Tundra yang berharap menambah pundi uang mereka dengan menghadiri kompetisi di Chengdu, Cina, pada bulan Desember nanti. Terkait hal tersebut, Whitemon mengakui bahwa skuadnya memiliki ambisi tersebut, namun secara pribadi mengatakan dirinya belum punya gambaran kuat sebelum melihat pengundian babak grup nanti.

Apabila mereka berhasil memenangkan Blast Slam 5 nanti, maka Tundra akan menjadi salah satu tim Eropa yang mengantongi total hadiah besar sepanjang tahun 2025. Tercatat, mereka telah meraup kemenangan finansial sebesar 1.200.000 USD (setara kurang lebih 19,8 miliar Rupiah) dari rangkaian Blast Slam 2 hingga 4, dan akan mencapai 1.600.000 USD (setara kurang lebih 26,4 miliar Rupiah) ketika memenangkan Blast Slam 5.