10.11.2025
Waktu membaca: 3 menit

Manchester City Tampar Liverpool dengan Perbedaan Kekuatan dan Strategi

Jeremy Doku of Manchester City 2025/26

Manchester City meneruskan form dominan mereka dengan kemenangan telak 3-0 menghadapi Liverpool dalam matchday ke-11 Premier League 2025/26 yang tersaji malam lalu (09/11). Hasil tersebut menjadi kemenangan penting karena mereka telah memperkecil jarak dengan Arsenal yang saat ini memuncaki klasemen dengan selisih 4 poin.

Plus, ini tentunya menjadi kemenangan manis bagi skuad Pep Guardiola karena mereka baru saja menurunkan mental Liverpool dengan membuat mereka merasakan kekalahan setelah tampil positif dalam dua pertandingan terakhir di Inggris dan Liga Champions (versus Aston Villa dan versus Real Madrid). The Reds kini kembali terpental dari empat besar dan mengekor Manchester United di peringkat ke-8.

Dengan statistik yang sangat kontras, The Citizen seolah menampar Liverpool untuk bangun dari euforia singkat yang mereka alami dan mengingatkan bahwa performa mereka belum kembali ke titik optimal seperti yang dibayangkan.

Statistik Manchester City Liverpool
Total Tendangan 17 7
Tendangan ke gawang 6 1
Penguasaan bola 51% 49%
Total umpan 418 369
Akurasi umpan 90% 91%
Total pelanggaran 14 15
Kartu kuning 2 4
Kartu merah 0 0
Offside 1 7
Sepakan pojok 7 7

Seperti yang bisa dilihat, Liverpool memang tidak ketinggalan jauh dalam penguasaan bola dan justru unggul dalam akurasi umpan, namun tentu saja ini mencerminkan efektivitas dan efisiensi yang gagal karena pada akhirnya City lebih berbahaya saat melancarkan serangan di zona sepertiga akhir lawannya.

Dua serangan berbahaya City pada malam itu didominasi oleh winger Jeremy Doku yang mencatatkan statistik fantastis per laporan Whoscored. Pemain asal Belgia tersebut kerap menyulitkan pertahanan sebelah kanan Liverpool yang diperkuat Conor Bardley dan Ibrahima Konate. Ia juga mencetak sebuah gol yang menjadi perolehan ketiga City pada menit ke-63, melengkapi torehan yang sebelumnya dicetak Erling Haaland dan Nico Gonzales pada babak pertama.

Di sisi lain, trisula Liverpool, Florian Wirtz, Mohamed Salah, dan Hugo Ekitike, yang dipasang sebagai penyerang mengalami kebuntuan saat menghadapi duo bek City, Josko Gvardiol dan Ruben Dias. Situasi tersebut membuat Arne Slot melakukan substitusi dengan menaruh Cody Gakpo dan Federico Chiesa di babak kedua, namun tak ada hasil yang signifikan dari pergantian keduanya.

Strategi Manchester City jadi cermin bagi Liverpool

Kekalahan tersebut kemungkinan menjadi sebuah sinyal bagi Slot untuk mengubah pendekatan taktiknya yang terlalu bergantung dengan peran playmaker tradisional untuk menguasai pertandingan. Padahal, di kertas Ia memiliki pemain yang mengusung karakteristik serupa dengan lawannya.

Sebagai referensi, City mengusung strategi 4-3-3 yang fleksibel dengan duo Doku dan Rayan Cherki yang seharusnya serupa dengan karakteristik penyerang sayap seperti Salah dan Wirtz. Perbedaannya, Guardiola membiarkan mereka untuk bermain lebih tinggi di depan dan menyerahkan kontrol midfield kepada trio Gonzales, Phil Foden, dan Bernardo Silva, sekaligus memberikan mereka kebebasan untuk saling mengisi ruang.

Hal ini memungkinkan mereka untuk lebih cepat dalam menghadapi transisi bertahan ke menyerang, dan sebaliknya, ketimbang Liverpool yang terlihat lebih lambat dalam proses sirkulasi bola. Meski metode tersebut membuat mereka lebih presisi dalam menentukan umpan, The Reds lebih sering kehilangan momentum dan rentan dari serangan cepat yang mengandalkan Haaland sebagai ujung tombak.

Pekerjaan rumah tentu telah menanti Slot yang baru saja melihat kelemahan mencolok timnya dalam skenario serangan yang kuat. Menghadapi jadwal selanjutnya melawan Nottingham Forest dan PSV, pelatih asal Belanda tersebut harus memanfaatkan jeda internasional ini untuk memantau kembali keseluruhan pemain yang Ia miliki.