10.11.2025
Waktu membaca: 4 menit

Tundra Esports Perpanjang Rekor Fantastis dalam Kompetisi Blast Slam

Tundra Esports 2025

Juara bertahan sirkuit Blast Slam, Tundra Esports, akhirnya menutup perjalanan mereka dalam gelaran keempat putaran bergengsi tersebut dengan hasil positif di Singapura semalam. Hasil ini menjadi torehan rekor yang membanggakan karena mereka telah menjuarai kompetisi tersebut selama tiga kali berturut-turut, sepanjang tahun 2025.

Mengusung lineup baru yang diperkuat Ivan “Pure” Moskalenko dan Matthew “Ari” Walker sejak awal Oktober lalu, Tundra menarik perhatian para penonton dan analis Dota yang menjuluki mereka sebagai tim paling seimbang di kompetisi ini. Bahkan, beberapa kompetitor mereka menyebut tim ini punya potensi kuat untuk bersinar di musim selanjutnya.

Antusias terhadap tim asal Inggris tersebut juga tak menurun, meski di babak final mereka menghadapi sang raksasa Arab Saudi, Team Falcons. Selain Tundra, mereka satu-satunya tim yang tampil sangat konsisten sedari awal dan menunjukkan strategi kuat saat menundukkan sang kuda hitam, Heroic, dalam babak semifinal lalu.

Adu cerdik Tundra Esports vs Team Falcons

Babak final yang sengit pun dimulai dengan Falcons yang menggebrak sedari awal Game 1. Gaya permainan agresif yang khas dari Ammar “ATF” Al-Assaf dan kawan-kawan berhasil meruntuhkan perlawanan duo carry Tundra yang tidak menemukan celah dari awal. Meski ada perlawanan yang mengganjal saat fase mid game, Falcons masih nyaman mengendalikan permainan dan menutup dengan kemenangan setelah 38 menit.

Tak ingin kalah dari lawannya, Tundra menaikkan intensitasnya melalui duo Pure (Faceless Void) dan Neta “33” Saphira (Timbersaw). Eksekusi Faceless Void Pure yang sempurna, ditambah timing Chronosphere yang tepat dan pembelian Diffusal Blade yang tepat waktu membantu Tundra mengamankan keunggulan besar sejak memasuki mid game.

Pergerakan mereka juga lebih leluasa berkat bantuan yang diberikan Matthew “Whitemon” Filemon sepanjang permainan. Kontrol vision yang luar biasa dan timing saat memberikan efek disable membuat Tundra mendominasi teamfight dan menekan lawannya hingga permainan berakhir setelah 39 menit, memberikan mereka sebuah poin untuk menyamakan kedudukan.

Falcons kemudian kembali membalikkan keadaan pada game 3 berkat carry kejutan Abaddon milik Oliver “Skiter” Lepko. Mengandalkan frontline yang kokoh, Skiter membuat formasi Falcons sulit ditembus dan tampil mendominasi dengan skor besar 21-2 setelah permainan memasuki menit ke-25. Situasi tersebut memaksa Tundra untuk memutuskan GG call dan mengakhiri permainan lebih cepat.

Dengan momentum tersebut, Falcons mendapatkan angin segar dan mencoba untuk menguasai Game 4 dengan strategi yang lebih seimbang. Sayangnya, keputusan ini membuat mereka lebih mudah diprediksi dan membuat permainan lebih sengit dari yang diduga.

Memasuki menit ke-44, Falcons mencoba memanfaatkan keunggulan tipis mereka untuk menyikat Tundra di base mereka sendiri dan mencoba mengamankan poin dengan cepat. Namun, pertahanan dari Whitemon dan kawan-kawan terlalu tebal, dan ini memberikan celah bagi 33 untuk melakukan buyback yang membalikkan keadaan. Tundra kemudian menyerang balik dan menghancurkan Ancient milik Falcons untuk mengamankan poin di Game 4.

Menariknya, kedua tim mempercayakan strategi draft yang sama saat memasuki Game 5 untuk mendapatkan keunggulan. Dan seperti yang diprediksi, komposisi tersebut membuat kedua tim bermain intens seperti babak sebelumnya.

Sayangnya, kekuatan dan kerapatan Falcons ternodai oleh beberapa kesalahan mereka, terutama saat menutup lane dan kecerobohan fatal Skiter yang menjatuhkan Divine Rapier di tahap late game, yang dimanfaatkan dengan cepat oleh Tundra untuk menguasai teamfight. Dengan tekanan yang menumpuk, akhirnya upaya keras Falcons ambruk seketika saat permainan memasuki menit ke-54. Tanpa ampun, Tundra menuntaskan laga dan mengambil kemenangan di babak terakhir itu.

Sinergi antara bzm, Pure, dan Whitemon menjadi jantung kemenangan Tundra yang kini menunjukkan kematangan dalam eksekusi strategi. Ini membuktikan bahwa mereka telah menemukan solusi untuk mengatasi kekurangan mereka saat menghadapi late game, hal yang membuat mereka kerap tersingkir dalam babak-babak penting.

Perolehan hadiah fantastis sepanjang tahun 2025

Dengan kemenangan ini, Tundra Esports mengantongi total hadiah sebesar 400.000 USD (setara kurang lebih 6,6 miliar Rupiah). Dan bila ditotal dengan kemenangan mereka sedari Blast Slam 2 pada bulan Februari lalu hingga seri keempat, maka mereka telah mendapatkan total hadiah sebesar 1.200.000 USD (setara kurang lebih 19,8 miliar Rupiah) dalam kisaran 10 bulan terakhir.

Whitemon dan kawan-kawan berpotensi menutup tahun 2025 dengan ledakan besar apabila mereka bisa mengulangi kesuksesan yang sama pada putaran terakhir, Blast Slam 5, di bulan Desember mendatang. Dan tingkat kesuksesan ini tentunya telah menjadi standar yang tinggi bagi para kompetitornya yang berencana menyaingi mereka untuk bertanding pada tahun 2026.