06.10.2025
Waktu membaca: 3 menit

UFC 320: Dvalishvili Catat 20 Takedown, Kalahkan Sandhagen

UFC 320: Dvalishvili Catat 20 Takedown, Kalahkan Sandhagen

Merab Dvalishvili kembali menunjukkan dominasinya di kelas bantamweight dengan mengalahkan Cory Sandhagen melalui putusan bulat (unanimous decision) dalam pertarungan lima ronde di ajang UFC 320, Minggu (5/10) waktu Indonesia. Duel yang digelar di T-Mobile Arena, Las Vegas, ini menjadi salah satu laga co-main event paling ditunggu malam itu.

Pertarungan berjalan intens sejak ronde pertama. Merab tampil agresif dengan tekanan tinggi dan kemampuan gulat (wrestling) khasnya, membuat Sandhagen kesulitan menjaga jarak. Momen penting terjadi di ronde kedua, ketika Merab mendaratkan kombinasi pukulan yang menjatuhkan Sandhagen dan hampir membuat wasit menghentikan pertarungan. Namun, Sandhagen mampu bertahan dan bangkit kembali untuk melanjutkan laga.

Meski Sandhagen beberapa kali mencetak serangan balik lewat striking cepat, Dvalishvili terus menutup ruang dengan clinch dan takedown. Statistik mencatat, Dvalishvili melakukan 20 kali takedown selama lima ronde—rekor tertinggi dalam satu pertarungan gelar UFC (MMAMania, 6 Oktober 2025).

Setelah lima ronde penuh, ketiga juri memberi skor telak untuk Dvalishvili dengan 49–45, 49–45, dan 49–46. Tidak ada KO, TKO, maupun submission; kemenangan ditentukan lewat keputusan juri.

Reaksi Petarung dan Komentar Pelatih

Dalam wawancara usai laga yang diunggah melalui media sosial, Dvalishvili menyampaikan rasa puas karena pertarungan berlangsung penuh durasi. Ia mengatakan senang bisa menunjukkan seluruh kemampuannya selama lima ronde.

“Saya senang saya tidak menyelesaikannya lebih cepat, dan kita semua bisa melihat lima ronde penuh serta 20 takedown,” ujar Dvalishvili (Instagram, 5 Oktober 2025).

Pelatihnya, John Wood, menegaskan bahwa meski Dvalishvili telah meningkatkan kemampuan striking, mereka tidak mengubah gaya bertarung inti.

“Kami tidak mengubah apa pun, kami hanya menambahkan lapisan kemampuan baru,” ujar Wood (MMA Fighting, 24 September 2025).

Sebelum pertarungan, Sandhagen sempat memperingatkan bahwa jika Dvalishvili terlalu fokus pada striking, ia bisa diekspos. Namun, Dvalishvili tampil seimbang—mengandalkan wrestling sebagai dasar sembari meningkatkan variasi serangan (New York Post, 23 September 2025).

Reaksi dari dunia MMA pun cepat mengalir. Mantan juara Henry Cejudo menyebut Dvalishvili sebagai “the greatest bantamweight of all time” setelah kemenangan ini, sementara Matt Brown memuji cara Dvalishvili mematikan strategi Sandhagen tanpa memberi celah berarti (BJPenn.com, 5 Oktober 2025).

Dampak terhadap Peringkat UFC

Kemenangan ini menandai tiga kali sukses mempertahankan sabuk juara bantamweight bagi Merab. Dominasi ini semakin memperkuat statusnya sebagai penguasa divisi, dengan banyak pengamat menyebut ia kini berada di ambang status “GOAT” bantamweight.

Kekalahan ini jelas menjadi kemunduran bagi Sandhagen, yang kini harus membangun kembali momentum dengan kemenangan-kemenangan penting untuk kembali ke jalur perebutan sabuk. Sementara itu, nama Petr Yan semakin dilirik sebagai kandidat kuat untuk menantang Merab berikutnya, mengingat rivalitas mereka di masa lalu dan catatan kemenangan Yan belakangan ini.

Dvalishvili juga diperkirakan akan naik posisi dalam daftar pound-for-pound UFC, memperkuat cengkeramannya sebagai salah satu petarung paling dominan saat ini.

Aksi takedown Merab Dvalishvili vs Cory Sandhagen dalam pertarungan UFC 320

Makna Kemenangan

Kemenangan Sandhagen bukan sekadar pertahanan gelar biasa bagi Merab Dvalishvili. Dengan catatan tiga kali mempertahankan sabuk dan rekor takedown yang impresif, Merab mengirim pesan tegas kepada seluruh divisi bantamweight bahwa kekuasaannya masih jauh dari kata berakhir.

Bagi penggemar MMA, penampilan ini memperlihatkan kombinasi langka antara ketangguhan fisik, kontrol teknis, dan stamina luar biasa. Sementara itu, bagi Sandhagen, kekalahan ini menjadi pelajaran penting untuk memperkuat aspek pertahanan grappling jika ingin kembali ke puncak perebutan sabuk.

Dengan semakin sedikit pesaing yang mampu menandingi intensitas dan kecepatan Merab, pertanyaan terbesar kini adalah: siapa yang bisa menghentikannya?