02.10.2025
Waktu membaca: 4 menit

Preview Paper Rex versus DRX di Champions Paris 2025: Penentuan Raksasa Asia Pasifik

Paper Rex vs DRX 2025

Setelah melewati rangkaian pertandingan yang intens, sirkuit kompetisi VCT Champions Paris 2025 kini telah memasuki babak empat besar yang akan diadakan pada tanggal 3 Oktober mendatang. Dan seperti yang diduga, ini akan menjadi babak pertaruhan yang diprediksi akan mendorong setiap tim untuk bermain ekstra keras.

Dalam waktu singkat, dua laga akan dilangsungkan pada hari yang sama. Dan pertandingan pertama di antara Paper Rex versus DRX tentunya akan menjadi salah satu laga yang berpotensi menjadi tontonan terseru di hari itu, khususnya bagi komunitas dari Asia.

Sebelumnya, banyak yang mengharapkan kedua jagoan VCT Pacific itu akan saling bertemu di momen terakhir untuk mewujudkan laga All Pacific Final. Sayangnya, keduanya sama-sama terjegal di jadwal upper bracket dan harus mengulangi dari jalur yang lebih panjang untuk bisa segera naik ke .

Setelah pertandingan sengit kemarin, keduanya meraih kemenangan dan mengukir jalan untuk menghadapi satu sama lain. Ini akan menjadi duel terakhir di antara mereka musim ini, setelah terakhir kali bertemu dalam Pacific Stage 1 bulan Maret lalu. Siapakah yang kira-kira berpeluang tinggi untuk menjaga asa menuju babak final di Paris?

Paper Rex dengan DNA W gaming

Meskipun masih berstatus sebagai salah satu favorit terkuat dalam kompetisi Champions Paris 2025, sang raksasa Singapura tersebut telah menunjukkan kelemahan mencolok yang berpotensi menjadi blunder dalam situasi genting.

Laga melawan Fnatic lalu menjadi pertanda bahwa sekalipun Paper Rex telah menguasai fleksibilitas tinggi, mereka masih cenderung memaksakan strategi agresif, sekalipun dalam situasi yang tidak menguntungkan strateginya. Contohnya adalah Game 2 yang dimainkan di Haven, di mana draft dua duelis yang mereka usung berhasil diredam secara efektif oleh Fnatic.

Lebih lanjut, konsistensi mereka saat transisi dari attacker menjadi defender turut dipertanyakan dalam pertandingan tersebut. Saat memasuki penentuan, tim asuhan Alexandre “alecks” Salle itu berhasil mendominasi paruh pertama Lotus dengan selisih skor 9-3, namun secepatnya terbalik ketika mereka harus berganti posisi sebagai pembajak site.

Dari segi performa, mereka juga belum konsisten seratus persen mengingat beberapa personil naik turun dalam dua laga terakhir melawan Fnatic dan The Heretics. Sejauh ini, hanya Khalish “d4v4i” Rusyaidee yang terlihat masih stabil dalam memberikan follow up dalam segala situasi, sedangkan beberapa pemain yang menjadi ujung tombak seperti Ilya “something” Petrov dan Wang “Jinggg” Jie masih bergantung dengan kondisi map.

DRX yang terlalu boros

Di saat yang bersamaan, DRX yang baru saja mencatatkan finis bersejarah dalam empat besar Champions juga tak luput dari kritikan keras. Tim perwakilan Korea Selatan itu dinilai terlalu banyak membuang-buang peluang dan kesulitan setiap kali memasuki fase late game.

Seperti halnya Paper Rex, mereka diturunkan ke lower bracket setelah dikejutkan oleh reverse sweep dari Fnatic dalam ronde pertama playoff. Sang Raksasa Biru itu kemudian melibas G2 Esports dan Made in Brazil untuk mencapai semifinal lower bracket.

Meski sekilas ini terlihat sebagai pencapaian yang mengesankan, para penonton merasa bahwa tidak seharusnya mereka menghabiskan ronde terlalu panjang saat menghadapi G2 dan MIBR, terlebih dengan kemampuan mekanik yang diusung para personilnya. Dalam laga menghadapi MIBR, contohnya, mereka membuang-buang peluang saat di Sunset dan harus melalui tie breaker di Ascent yang seharusnya bisa dihindari apabila mereka bisa mengendalikan map dengan lebih efektif.

Tanpa strategi end game yang jelas, mereka menghadapi resiko besar yang memungkinkan terjadinya reverse sweep dalam laga selanjutnya. Tentunya dalam babak krusial seperti ini sangat penting untuk meminimalisir setiap celah yang kemungkinan terbuka, terutama dalam map yang seharusnya bisa mereka kuasai.

Strategi vs mekanik

Berkaca dari kondisi dua game sebelumnya, bisa dibilang pertemuan Paper Rex dengan DRX nanti akan menjadi penentuan menarik antara kubu yang matang dalam aspek strategi versus mekanik.

Seperti dalam pertandingan yang telah mereka lewati sebelumnya, komposisi dua duelis yang menjadi andalan Paper Rex sepertinya masih akan dimainkan. Fleksibilitas Jason “f0rsaken” Susanto lagi-lagi akan menentukan draft duo something dan Jinggg untuk memanfaatkan posisi strategis di tiap map yang mereka jalani.

Di sisi lain, DRX yang memiliki catatan combat score yang mengesankan di antara kelima personilnya berpotensi mengimbangi agresivitas W Gaming ala Paper Rex. Meski sejauh ini agregat masih dominasi oleh trio Cho “Flashback” Min-hyuk, Kang “BeYN” Ha-bin, dan No “free1ng” Ha-jun, secara keseluruhan mereka masih konsisten tampil kuat dengan pilihan agen masing-masing.

Meski di kertas hal tersebut menjadikan skuad DRX mudah ditebak, pertemuan di antara keduanya justru membuktikan hal berbeda. Head-to-head dari kompetisi Pacific Stage 1 dan Asian Champions League 2025 lalu justru didominasi oleh DRX. Bahkan mereka kerap memenangkan duel dalam situasi eco-round, yang mana cukup krusial dalam ronde-ronde awal.

Untuk laga penentuan yang pertama ini, Parimatch News masih meyakini Paper Rex sebagai unggulan untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya. Namun, semua itu akan bergantung pada pilihan map yang tersedia, terutama bila mereka mendapatkan Bind dan Lotus. Di sisi lain, DRX bisa saja melakukan surprise pick dan menutup dengan Icebox yang menjadi andalan mereka, di mana tim tersebut belum terkalahkan dalam pertandingan-pertandingan terakhir.