26.09.2025
Waktu membaca: 4 menit

Final yang Terlalu Dini dalam Playoff Champions Paris 2025

Paper Rex something in VCT Champions Paris 2025

Tak disangka-sangka, ronde pertama playoff VCT Champions Paris 2025 yang berakhir pagi ini (26/09) menjadi sebuah kejutan seru dengan tontonan reverse sweep yang terjadi di sepanjang dua seri yang mempertandingkan Paper Rex vs. G2 Esports dan DRX vs. Fnatic.

Berstatus sebagai perwakilan Asia Pasifik terakhir dalam kompetisi ini, PRX dan DRX menembus fase grup lalu dengan hasil akhir yang berbeda: skuad PRX melibas kompetisi di Grup A dan menjadi tim pertama yang lolos ke playoff, sementara DRX harus menghadapi jadwal yang lebih panjang karena kalah di seri kedua saat menghadapi NRG.

Melihat penampilan mereka saat itu, para pendukungnya yang menantikan laga tadi pagi sempat menebak antara hasil kemenangan atau kekalahan yang timpang di tiap game. Walau demikian, skor akhir yang terpampang di papan pertandingan justru menunjukkan perlawanan yang sengit — sebuah adu mekanik yang membuat mereka menahan napas.

Keseruan yang pertama tersaji dalam laga raksasa PRX vs G2 Esports, pertarungan yang disebut-sebut sebagai babak final yang terlalu cepat muncul. Keduanya mengusung strategi yang disiplin dan sama-sama agresif ketika menguasai titik-titik penting, namun pada akhirnya PRX yang berjaya dalam pertemuan tersebut.

Pada map pertama di Lotus, keduanya saling berkejaran dengan skor 6-6 di paruh pertama. G2 kemudian memperlebar jarak menjadi 6-10 di paruh kedua, namun skuad W Gaming memanfaatkan time out dengan efisien dan mengatur strateginya untuk mengejar defisit angka dan membalikkan keadaan yang ditutup dengan kemenangan 13-11.

Situasi yang nyaris sama terulang pada Game 2 yang dimainkan di Corrode, namun kali ini lebih intens. G2 menyalip PRX dengan skor 7-9 memasuki ronde ke-16, namun dengan cepat aksi brilian dari Ilya “something” Petrov membawa PRX unggul menjadi 10-9. Mereka kemudian saling berbalas serangan cepat yang berujung pada tie-breaker, namun G2 akhirnya lebih kuat dan mencetak kemenangan dengan hasil akhir 15-13 untuk mereka.

Memasuki penentuan di Ascent, kedua PRX secara mengejutkan tertinggal jauh di paruh pertama dengan skor 4-8. Namun, lagi-lagi time out berhasil dimanfaatkan dengan baik, dan mereka melakukan penyesuaian taktik yang membuat permainannya superior saat berganti posisi menjadi defender di paruh kedua. Dengan permainan disiplin, PRX membalikkan keadaan dan menutupnya dengan kemenangan 13-11.

DRX melewatkan kesempatan

Di waktu yang berbeda, pertandingan DRX versus Fnatic juga tak kalah menegangkan dengan adu mekanik di antara dua bintang tim yang mencuri perhatian penonton. Sepanjang tiga Game, Cho “Flashback” Min-hyuk dan Emir “Alfajer” Ali saling membalaskan skor dan membawa timnya keluar dari situasi-situasi sulit.

Sayangnya, nasib perwakilan Asia Pasifik yang kedua ini tidak sebaik kompatriotnya yang lebih dulu menuntaskan pertandingan. Meski telah bekerja keras, DRX gagal mempertahankan strategi yang disiplin dan terbalik keadannya ketika dalam situasi yang seharusnya ideal untuk meraih kemenangan.

Kemenangan awal nyaris di tangan DRX saat mereka mengungguli Fnatic di paruh pertama Game 1 di Haven. Sang kontestan Korea Selatan tersebut sempat unggul 10-2 dengan cepat, namun secepatnya mendapat serangan balik di paruh kedua oleh Fnatic yang akhirnya membuat mereka kalah dengan skor mengejutkan 11-13.

DRX kemudian kembali menekan melalui permainan apik duo Flashback dan Kim “MaKo” Myeong-gwan di Game 2 yang dimainkan di Ascent. Pada peta ini, mereka ungggul sepanjang permainan dan mendobrak setiap inisiasi Fnatic. Laga ini mereka tutup dengan kemenangan 13-8.

Sayangnya, momentum tersebut tak berlanjut karena Fnatic selanjutnya membalas di penentuan yang dimainkan di Lotus. Segala upaya dari DRX terpatahkan oleh pergerakan Alfajer yang menguasai map dengan efektif dan membantu rekan-rekannya dalam menyiasati utilitas. Hanya dalam waktu singkat, Fnatic mengunci kemenangan dengan skor akhir 13-5.

Berdasarkan hasil terakhir, DRX kini terpental ke ronde pertama lower bracket dan harus menghadapi G2 Esports besok untuk menentukan nasibnya. Tentu ini bukan tugas mudah, mengingat G2 berhasil menyulitkan lawan-lawan yang mengusung strategi agresif seperti DRX.

Di sisi lain, PRX akan menghadapi Fnatic di babak semifinal upper bracket dalam dua hari mendatang (28/09). Laga ini tentunya akan sangat dinantikan, terutama bagi Fnatic dan penggemarnya, mengingat mereka sangat berniat membalas dendam permainan PRX dalam Masters Toronto 2025 lalu.

Namun sebelum itu, penonton akan dimanjakan dengan pertandingan seru di antara Team Heretics vs. Made in Brazil dan GiantX vs. NRG sore ini. Laga keduanya akan menjadi pengukur yang pas untuk melihat seberapa berbeda kekuatan mereka dalam menjalani babak yang penting.