23.09.2025
Waktu membaca: 3 menit

PSG Sabet Multi Gelar dalam Ajang Ballon d’Or 2025

PSG in Champions League 2024/25

Raksasa Ligue 1 Perancis, PSG, mengakhiri malam penghargaan Ballon d’Or 2025 yang bergengsi dengan beberapa torehan gelar yang disabetnya di Paris, hari Senin lalu (22/09).

Penghargaan pertama diberikan kepada sang pelatih Luis Enrique dalam bentuk gelar Johan Cruyff Trophy 2025. Ini merupakan apresiasi prestasinya sebagai komandan yang membawa tim Paris itu memenangkan trigelar, termasuk Liga Champions 2024/25 yang sangat mereka impikan sejak tahun 1970.

Sekadar informasi, ini menjadi perolehan trigelar kedua dalam sepanjang karir manajerialnya. Pelatih asal Spanyol itu sebelumnya membawa FC Barcelona ke finis yang sama di musim 2014/2015, yang kemudian berujung dengan quadruple saat menjuarai UEFA Super Cup dan Club World Cup di tahun 2015.

Tak hanya itu, Enrique juga diganjar dengan penghargaan Sócrates Award 2025 sebagai profesional yang berjasa dalam membawa aksi kemanusiaan di luar dunia sepak bola. Dalam hal ini, Ia dihormati kerja kerasnya mendirikan yayasan Xana Foundation, yang ditujukan sebagai pusat rehabilitasi kesehatan bagi anak-anak yang kurang mampu. Yayasan ini juga menjadi penghormatan bagi almarhum istrinya yang meninggal dunia karena kanker pada tahun 2019.

Selanjutnya adalah penghargaan tertinggi Ballon d’Or yang jatuh kepada sang penyerang, Ousmane Dembele. Pemain yang memperkuat Timnas Perancis itu mengalahkan sang wonderkid Lamine Yamal dari Barcelona dan rekannya, Vitinha, yang berakhir di peringkat kedua dan ketiga. Ini adalah testimoni semangat pantang menyerahnya untuk menaklukkan Eropa, meski beberapa kali terganjal cedera serius.

Dan penghargaan terakhir adalah Men’s Club of the Year 2025 yang dimenangkan PSG. Tentunya bukan hal menarik untuk diperdebatkan, mengingat mereka telah memenangkan semuanya dalam musim 2024/25.

Selain yang telah disebutkan di , sebenarnya masih ada penghargaan lain yang disorot, yakni pencapaian Gianluigi Donnarumma performanya bersama PSG yang diganjar titel Yashin Award 2025. Namun, tak lama ini Ia telah berpindah kubu ke Manchester City, sehingga Ia dianggap sebagai pemenang gelar di tim lain.

Kesederhanaan PSG berujung juara

Pencapaian PSG dan Dembele seolah menjadi penanda era baru: perebutan gelar Ballon d’Or kini menjadi kompetisi terbuka untuk semua individu di kompetisi tertinggi Eropa, dibandingkan ketika era persaingan Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo masih membara.

Terkait hal ini, tentunya PSG telah menjadi cerita yang menarik bagi para penggemar sepak bola global. Seperti yang diketahui, sejak diambil alih oleh Nasser Al-Khelaifi pada tahun 2011, tim asal Paris tersebut mencoba membesarkan namanya sebagai salah satu raksasa Eropa dengan pembelian pemain-pemain bintang seperti Kylian Mbappe, Lionel Messi, Neymar, Di Maria, hingga Zlatan Ibrahimovic, namun mereka tak pernah merasakan pencapaian tertinggi dalam kompetisi Eropa saat di tim itu.

Ketika Enrique mengambil alih di tahun 2023, tim tersebut perlahan-lahan menyingkirkan beberapa pemain yang dianggap sebagai ujung tombak serangan dan mempertahankan pemain-pemain yang kurang populer. Lucunya, kondisi ini justru menciptakan sebuah skuad dengan pertahanan dan serangan yang seimbang, seperti yang didambakan PSG sejak lama.

Dengan susunan skuad dan strategi mereka, bisa dibilang PSG juga telah menjadi salah satu tolok ukur yang pas di era sepak bola modern yang semakin mengutamakan fleksibilitas strategi dan fisik yang tangguh. Meski intensitas Liga Perancis belum setinggi di Inggris atau Jerman, setidaknya paket ‘sederhana’ ini akan menjadi patokan bagi tim-tim besar agar tak lagi terlalu mengejar pemain-pemain bintang yang sering dibesar-besarkan oleh para pencari bakat.